Mempersepsikan Soundstaging di Headphone

Comment
X
Share
Share with your friends

Coba anda simak rekaman diatas dengan memakai headphone. Ini adalah rekaman saat kami di Bandung, di kediaman bapak Vendy. Bagaimana anda menggambarkan soundstaging dari rekaman ini? Bisa anda tuliskan di kolom opini di web ini atau di YouTube channelnya.

Linknya :

Coba anda tutup mata saat mendengarnya. Lihatlah dan rasakan bagaimana soundstagenya dengan merasakan presentasi instrument musiknya, ukuran panggungnya,  vokalisnya bernyanyi di depan anda.  Terasa lebar dan depthnya , apakah terkesan besar dan lega.

Inilha soundstage yang boleh dibilang diciptakan oleh otak terkait wakktu dan perbedaan amplituda yang dienkode di dua channel audio. Istilah yang menyertainnya bisa banyak. Kita bisa bilang apakah  suaranya fokus, tight, punya definisi jelas, atau blur, tipis atau tebal, fokus , transparan, dan lain lain.

Tak tahu, kenapa kata soundstaging jadi kata menarik kala menyimak rekaman daitas. Padahal kita banyak mengenal istlah lain menyangkut karakertistik  suara ketika kita ingin mengevaluasi kualitas suara headphone atau earphone, seperti

  • Bagaimana frekuensi responnya. Ini terkait bidang frekuensi yang bisa diproduksi headphone,
  • Clarity dan detil. Terkait seberapa detil dan bagaimana penggambaran nuansa dari musik, dengan dibarengi tentu tingkat distorsi atau kolorasi yang minim
  • Soundstage dan imaging.
  • Dinamika, merujuk kepada range volume dan intensitas yang dapat direpro headphone, dan seberapa baik dia menghandel perubahan di level volume.

Dengan modal karakteristik diataslah kita bisa melihat panggung. Nah, dengan headphone, bisakah kita memperkirakan ukuran soundstage aslinya dengan mendengar hasil rekamannya?

Sisi Sisi Soundstage

Disini, soundstage bisa saja diartikan sebagai  seberapa akurat  headphone mereproduksi kesan ruangan, sedangkan imaging merujuk kepada seberapa baik headphone itu merepro suara individual di musik. Ada lagi yang melihat soundstage dari seberapa akurat instrumen bersuara di titiknya masing masing. Ada yang mengistilahkannya dengan ‘point to point imaging’, ada juga yang menyebutnya dengan kata ‘imaging’ saja.   Imaging ini merujuk kepada pengertian tentang keakuratan posisi dari suara-suara di areanya soundstge(dimana asal suaranya).  Nah coba dengarkan lagu Kerontjong Moritsko dari Nunig di album Bengawan Solo-nya Gesang.  Ini rekaman berisi aneka instrument yang dimainkan bersamaan. Dapatkah anda mendengar instrument tertentu di posisi tertentunya di soundstage? Untuk bisa ‘melihatnya’ melalui headphone tentu tidak semudah bila kita melihat melalui speaker rumah. Tetapi bagi seorang telinganya audiophile tentu tak mengalami kesulitan.  Ada yang percaya bahwa jika kita sulit melihat imaging, bisa menyebabkan lelah dalam mendnegar. Ini karena otak kita tidak digunakan untuk mendengar dengan cara ini.

 

Dalam film, soundstage adalah area yang digunakan sebuah studio film untuk merekam suara yang akan ditampilkan di film(seperti dialog, dan lain lain). Saat suara ini akan direpro di stereo, tentu lain. Selain kesan ukuran fisik, areanya kita imaginasikan didukung dengan musik. Seberapa jelasnya visualisasi kita saat mendengar tergantung kepada kualitas headphone. Tetapi dipercaya, headphone kelas hifi lebih baik dan lebih bisa membantu kita memvisualisasikan musik, dan bagi sebagian penikmat, inginnya mendapatkan sajian musik yang imersif.  Ya tidak salah juga anggapan ini, khususnya bila mereka berpendapat, sebuah soundstage yang baik untuk headphone adalah bila pendengarnya bisa kian merasa ‘terimersifkan’ di musik.

Ada yang bilang, soundstage ditentukan oleh frekuensi respon. Tetapi ada yang tidak setuju, dan mengatakan bahwa ini ditentukan oleh perbedaan fasa antara telinga kiri dan kanan.Bila soundstaging speaker muncul dari komponen spatial, soundstaging headphone dan earbud muncul dari pertimbangan psikoakustik yang dikemas di desain dan tuning perangkatnya.

Kita bisa mempersepsikan imaging stereo di headphone dengan beberapa kemungkinan posisi, yakni :

  • Bisa saja di dalam kepala (kiri kepala, kanan atau diantaranya)
  • Di belakang kepala (kiri, kanan atau diantaranya)
  • Tepat di depan kepala (kiri, kanan dan diantranya)
  • Disekitar kepala
  • Diantara telinga, agak kedepan, bawah atas kepala

Coba anda ikuti video di bawah ini. Dapatkah anda rasakan suara bell di sisi kanan luar?Bagaimana anda mempersepsikan soundstage di rekaman ini?

https://www.youtube.com/watch?v=Lk3wvVwmCqs&t=314s

Dengan mendapatkan soundstage yang baik, kita bisa mendengar setiap instrumen dengan baik, seperti terasa kita tengah di ruang konsernya. Apa saja genrenya baik orkestra, heavy metal dan lain lain.  Suaranya terdengar baik. Bisa memberikan info apa saja yang kita ingin ketahui

Jika dilihat dari teknologinya, headphone jenis closed back dipercaya punya sajian soundstage lebih baik ketimbang open back. Juga headphone over ear dengan teknologi noise cancelling punya kemampuan memberikan kita mendengar audio lebih baik.

Satu cara untuk menguji soundstage dan imaging, anda bisa melihat video dengan link di bawah ini. Perhatikan lebarnya soundstage disini. Ini juga bisa menguji kemampuan  headphone kita.

https://www.youtube.com/watch?v=-5db_yCJTiE&t=42s

Satu hal lain dari soundstage adalah tentang depth-nya. Anda bisa amati di video  di bawah ini.

https://www.youtube.com/watch?v=u2jHbaGST_Q&t=16s

 

Read Also

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *