Lebih Jauh Tentang Makna ‘Dinamik’ di Stereo

Comment
X
Share
Share with your friends

Kalau kita menyimak musik-musik yang nuansanya kencang misalnya genre rock, orkestra atau yang nuansanya nge-beat, apalagi di sistem stereo yang bertenaga(powerful), seringkali kita berkomentar bahwa suaranya dinamik, sistemnya punya dinamika tinggi dan lain sebagainya. Tetapi apa sebenarnya makna kata ‘dinamik’ ini? Mari kita bahas

Seberapa dinamik sebuah sistem bermain, akan memperlihatkan seberapa hidup rekaman tersaji di hadapan kita (foto: Ruang pt Inti Megah Swara di IHEAC AV Show 23)

Kalau kita kaitkan kata dinamik ini, bolehlah kita mengatakan bahwa yang ingin dikatakan orang itu sebenarnya adalah salah satu istilah dalam dunia audio atau salah satu spesifikasi yang sering disebut-sebut di sebuah unit audio. Kata itu adalah Dynamic Range (Indonesianya : Bidang dinamika). Jika di audio, ini sebenarnya bukanlah seberapa keras suara disajikan, tetapi lebih kepada bagaimana sajian level suara yang terlembut atau terrendah dengan suara yang terkeras yang dapat ditampilkan sebuah sistem stereo.

Untuk orang yang  mengerti teknis, seringkali ini dianggap sebagai sebuah perbedaan antara noise level dari komponen dengan tingkat/level output maksimumnya.  Sebuah musik orkestra misalnya, punya bidang dinamika di sekitar 60 dB(level maksimumnya bisa di 100 dB). Jika bidang dinamika ini diplay-back tanpa kompresi secara flat, bisa saja dia punya level maksimum di 120 dB SPL. Bandingkan dengan bidang dinamika rekaman sebuah musik rock umumnyaada di kisaran 10 dB. Dari sini dikatakan, bahwa band rock yang memang dikatakan keras itu sebenarnya punya level bidang dinamika yang rendah.

Secara teknis, orang menganggap dynamic range itu adalah perbedaan antara noise level dari komponen dengan tingkat/level output maksimumnya. Komponen seperti driver speaker tentu ikut menentukan (foto : driver speaker Polytron)

Kita memang perlu melihat seberapa dinamik sistem bermain, dan dengan demikian akan menyentuh bahasan tentang bidang dinamika ini tentunya. Mengapa perlu kita amati? Karena dinamika ini tentu sangat penting sebagai bagian d ari reproduksi musik. Musik akan terasa hidup, juga mengesankan adanya gerak maju, serta dialah yang membuat kita jadi terhenyak, kagum hingga bisa hanyut dalam musiknya. Nah, disini kita akan bertemu lagi dengan satu istilah, yakni dynamic contrast.

Macrodynamic vs Microdynamic

Dua kata ini sesekali kami dengar saat seseorang mengomentari sebuah sistem stereo. Ada pernah seseorang melontarkan keduanya, tetapi begitu penulis tanyakan ap aitu microdynamic, dia hanya memberikan contohnya. Kami pun mencari apa pengertian lebih jauh tentang makna keduanya.

Ada reviewer yang mengatakan bahwa makrodinamik itu merujuk kepada apa saja kesan secara keseluruhan yang mengesankan impact dan power. Jadi yang langsung anda rasakan dan anda terkesan ditinjau dari power, kekencangan, misalnya ketika dengar gebukan drum, atau pukulan timpani, dan lain lain yang memberikan kesan ruangannya besar, megah dan sistemnya powerful atau suaranya seperti beringas atau galak.    Jika ternyata sistem kurang bisa menyajikannya, sistem tersebut dikatakan kompres atau terlalu sopan. Ada juga pehobi yang lebih suka mengatakannya dengan istilah ‘mandul’ atau ‘ompong’. Tentu saja ini terkait juga setelah dia melihat tampilan fisik dan spesifikasi sistem, ternyata tidak sesuai dengan ekspektasinya.

Foto pengukuran bidang dinamika, yang memperlihatkan peak yang telah dibuang, agar lagu bisa dimainkan dengan kencang tanpa takut adanya distorsi (foto: hub.yamaha.com)

Bagaimana dengan mikrodinamik? Ini lebih merujuk kepada kesan dinamik tetapi pada skala yang lebih rendah. Bukan tentang kesan impact(seperti seberapa depth atau ‘nonjok’) tetai lebih kepada bagaimana sistem mereproduksi dinamika realistik suara instrument.

Dengan melihat mikrodinamik suara, kita akan melihat seberapa bagus struktur dinamika dari musik itu, mulai dari attack  misalnya dari sebuah instrument triangle atau instrument perkusik kecil lainnya  hingga kepada string dari sebuah gitar akustik. Dapat saja suaranya tampil sangat keras di levelnya, tetapi tak kalah penting adalah bagaimana struktur dinamikanya. Ini membutuhkan sistem yang mampu bermain (memplayback) secara cepat bila dibutuhkan.

Apa yang akan didapat bila sebuah produk atau sistem mampu menampilkan makro dan mikro ini secara baik? Musiknya akan terasa hidup. Membuat kita semangat mendengarnya, dan kita bisa terasa tengah disemangati dan tak jarang kita berekspresi.   Jadi, dinamika itu penting sebagaikendaraan untuk mengekspresikan musik, dimana kita dapat mengamati seberapa semangat sang Musisi bermain.

Nah, terkait hal ini, maka kita akan bersentuhan lagi dengan satu istilah lainnya, yakni yang  orang sebut dengan transien response. Istilah ini merujuk kepada seberapa taktis sistem bermain. Artinya, seberapa kemampuan dia untuksecara cepat merespon sebuah sinyal input. Ada yang menyebutnya sebagai sajian hidup sejenak yang dihadirkan sebuah instrument misalnya perkusi.Artinya, dia menggambarkan seberapa bagus kemampuan sistem dalam mereproduksi secara apa adanya kecepatan dari sinyal transien.  Contohnya, coba amati saat drummer memukul instrumennya. Pukulan ini akan menghasilkan sebuah gelombang suara yang sangat cepat atau attack tinggi sampai saat suara cepat itu berakhir (diistilahkan dengan :decay) secara cepat.

Nah, sistem harus mampu merespon sinyal perubahan gelombang suara yang cepat ini dengan taktis. Jika tidak?  Akan terjadi distorsi di dinamika musik. Disinilah akhirnya orang akan menyebut sebuah sistem itu jago dalam bermain cepat  atau tidak dalam mereproduksi sinyal transien yang bisa datang tiba-tiba sekalipun.  Dikatakan, sistem ini mampu bermain di bidang dinamika lebar(wide dynamic range).

Tetapi apakah hanya karena sistem itu sanggup mereproduksi level suara rendah hingga tinggi  tersebut lalu sudah pasti dia adalah sistem dengan dinamika baik?Belum tentu, karena apa yang kita ingin cari atau dapatkan itu tidak hanya sekedar sistem yang mampu bermain di bidang dinamika lebar. Lebih penting dari itu adalah, sistem harus mampu mengekspresikan gradasi dari dinamika, tidak sekedar hanya lembut dan keras (soft and loud). Selagi level musik berubah, kita perlu dapat mendengar perubahan kekerasan ini secara lancar atau langsam(smooth), tidak kasar atau terasa tiba-tiba lompatan levelnya.

Inilah bahasan tentang pengertian lebih jauh dari kata ‘dinamika’. Diharapkan sebelum mengucapkan pendapat kita tentang bagaimana  kedinamikaan sebuah sistem stereo, kita  perlu memahami dahulu makna istilah ini, sehingga teman kita yang juga mengerti, akan memahami apa maksud ungkapan kita.

Untuk baca-baca dan kian mengenal dynamic range ini, silahkan baca link ini : https://hub.yamaha.com/audio/music/what-is-dynamic-range-and-why-does-it-matter/

-auvindo/des23-

Cover : Speaker Avant Garde di room Ultimate Audio Video, saat IHEAC Audio Video Show 23

Read Also

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *