Melipir ke lantai 16 di room 1611 pameran JIAVS 2025, kami menjumpai roomnya Yushuke Iwahashi- san, yang memegang satu brand, SOULNOTE. Di room ini, sistem SOULNOTE didukung dengan speaker PMC. Soulnote adalah merek audio high-end yang berkantor pusat di Kota Sagamihara, Kanagawa, Jepang.
Menurut Yuhsuke, salah satu tujuannya untuk berpameran lebih kepada mencari distributor baru di Indonesia. Di JIAVS 2025 ini, dua model yang tampil adalah integrated Amplifier A-2 dan DAC D-2.
SOULNOTE A-2 adalah integrated amplifier high-end buatan Jepang yang dirancang tanpa umpan balik negatif (non-NFB) untuk menekankan kualitas suara murni dan alami. Unit ini memiliki beberapa mode operasi termasuk stereo, BTL monaural, dan bi-amp, demi mengejar kefleksibelan untuk berbagai sistem audio. Sistem volume dan pemilihan inputnya menggunakan relay berkualitas tinggi yang meningkatkan kejernihan dan ketepatan suara dibanding kontrol elektronik biasa. Dengan daya output kuat dan desain sirkuit serta catu daya premium, A-2 mampu menghadirkan reproduksi musik yang dinamis, detail, dan imersif.
Untuk D-2, ini adalah digital-to-analog converter (DAC) high-end yang dirancang tanpa umpan balik (non-NFB) dengan arsitektur simetris penuh untuk reproduksi suara yang sangat alami dan detail. Menggunakan Direct Digital Synthesizer LMX2594 ber-jitter sangat rendah dan mendukung input external clock 10 MHz untuk stabilitas dan kejernihan fase yang luar biasa.
D-2 memakai empat chip ES9038PRO per unit, serta menawarkan mode non-oversampling selain oversampling biasa, yang mengurangi artefak digital dan memberikan musikalitas yang lebih organic. Desain fisiknya mencakup transformator toroidal besar, papan sirkuit yang dioptimalkan untuk meredam kebisingan, serta kemampuan untuk dikonfigurasi ke dual mono untuk separasi saluran ekstrem. DAC ini mendukung format high-res hingga PCM 768 kHz dan DSD22,6 MHz melalui berbagai input digital serta output analog XLR/RCA berkualitas tinggi.
Inilah dua bintang dari SOULNOTE saat JIAVS 2025. Dipadu dengan PMC Prophecy 9, kami mendengar sajian yang transparan, dan taktis kalaupun diajak main cepat dan keras. Yang kami suka, kesan detail halusnya mampu mengalir alami. Karakter non-feedback Soulnote dirasakan lebih menonjolkan tekstur, kesan micro dynamic, dan nuansa live pada musik. Prophecy 9 cukup bagus dalam menampilkan frekuensi bawah yang terkontrol dan presisi. Kombinasi ini sanggup menghadirkan sajian soundstage yang lapang, dan tonal seimbang.
