Apa yang menarik dari ruang theatre Suhardi?
Ada beberapa hal yang Auvindo catat dan bisa saja diantaranya menjadi inspirasi kita dalam membuat sebuah home cinema di rumah kita sendiri. Bila teman Auvindo baca artikel diAuvindo tentang home cinema Suhardi, diceritakan disana bagaimana Suhardi membangun sendiri home cinemanya, termasuk membuat boks speaker dan menempatkannya di ruangan. Suhardi juga membuat keakustikan ruang dan mendisain ruangannya. Jadilah dia DIY home cinema. Kemarin (19/12/24) Auvindo kembali main ke ruangannya bersama Sie Kek Cung, dan yang menarik, kali ini Suhardi memakai baterei dan aki untuk menggerakkan sistemnya. Hanya AV receiver Yamaha yang menggunakan listrik PLN.
Bisa jadi, hanya dia di Indonesia yang memakai (eksperimen) memakai 3 baterei. Suhardi juga mengakui, bahwa dari hasil pengecekannya dari berbagai tempat, termasuk di youtube, dia belum menemui orang yang membuat home cinema dengan memakai baterei dan atau aki untuk menggerakkan sistemnya. Ya, baterei inilah yang digunakan Suhardi sebagai pengganti catu daya.
Dia memakai aki 100 ampere untuk menggerakkan media player, lalu satu aki 45 ampere untuk bagian subwoofer. Sedangkan baterei D dia gunakan untuk memory SSD. Inilah keputusan yang dia ambil setelah lama bermain home cinema, dan dia pun termasuk orang yang suka bereksperimen.
Selain berhemat Listrik, sebenarnya apa tujuan utama pemakaian baterei dan aki ini?
“Untuk mencari kemurnian sinyal” kata Suhardi. Dia mencari sinyal yang tak mengalami distorsi atau terdegradasi,
“Ini saya dapat dari pengalaman saya di masa lalu dalam bermain turntable, jadi mengerti betapa pentingnya sinyal audio yang bersih, bebas hum dan murni”kata Suhardi.
Suhardi sempat bercerita bagaimana saat pertama kali mendengar media player bermerek Evolution 8k-nya, dia rasakan suaranya butek. Detil dan separasinya kurang terasa. Dia pun membongkar isi media player ini. Di bagian catu dayanya lalu dia lepaskan. Begitu juga bagian USB-nya serta fan maupun catu dayanya yang untuk hard disk. Sebagai penggantinya, dia gunakan direct saja dengan memakai aki 12v 100Ampere. Dan untuk bagian datanya, dia pakailah baterai tipe D. Ini adalah aki 12v 100 ampere bermerk Amaron Silver. Hasilnya, dia merasakan lebih bagus sekali tanpa perlu ganti lithium.
Bagaimana dengan kriteria suara (yang biasa menjadi kriteria penilaian oleh banyak orang) setelah memakai baterei dan aki ini ? Ditanya demikian, menurutnya kali ini suaranya lebih transparan, bersih dan separasinya bagus. Low-nya pun bersih. Kekurangannya hanya satu saja, kita perlu repot sedikit merecharge baterei dan aki. Baterai ini setiap 4 hari sekali di-recharge manual tanpa modul otomatis maupun voltase checker, agar daya yang disalurkan menjadi tetapi murni dengan tanpa ripple.
“Dengan kekurangan yang hanya 1 saja dapat menutupi semua kelebihan yang diberikan dari aki sehingga bila di tanya apakah saya masih mau pakai listrik untuk memutar media player? Saya jawab tidak, saya tidak akan balik ke listrik lagi”tegas Suhardi
Inilah gaya main Suhardi dalam kelistrikan ruang home cinemanya. Catu daya tentu penting sekali untuk supaya sistem bisa bersuara optimal. Memakai aki dan baterei di jaman kini seperti yang dilakukan Suhari ini tentu menjadi solusi yang praktis. Apalagi bila anda adalah seseorang yang ingin sekali mendapatkan kualitas suara terbaik. Untuk itu, menurut Suhardi, kita memang perlu melakukan banyak usaha,
“Ada pepatah mengatakan no pain no gain”katanya.