‘Berwisata Telinga’ di Galeri Baru, HORN STUDIO

Comment
X
Share
Share with your friends

 

Pernahkah anda dibuat terpikat oleh suara dari sebuah speaker horn? Atau jangan jangan, anda termasuk horn lovers? Nah, jika ‘iya’, maka perlulah bertandang ke Horn Studio.

Tempat ini baru saja dibuka. Adanya di kawasan jalan Kemanggisan Raya, Jakarta Barat. Ini adalah tempat wisata telinga (stereo rumah) yang kemarin (19/12/23) Auvindo kunjungi bersama Ferri Effendi dan Mohammad Agung. Nantinya, akan ada 4 ruangan untuk kita dengar musik dan film. Dua ruangan untuk musik stereo dan dua ruangan untuk menonton film (home theater).

Jika anda sempat mampir ke roomnya Horn Studio/TAD saat berlangsungnya pameran IHEAC Audio Video Show 2023 lalu ( 9 – 12 Nopember 2023) dan bertemu dengan Dan Santoso yang menjadi ‘komandan’ ruang ini, dialah ini owner dari galeri Horn Studio ini. Ya, tak kan ada speaker jenis lain yang akan anda temui kecuali horn. Tambahan kata ‘TAD’ ternyata karena Horn Studio membawa nama TAD, dan menjadi distributor resmi merk ini di Indonesia.

Sebelum lanjut membaca, bagaimana kalau kita dengar  vokalnya Chantal Chamberlain di tembang “Temptation”nya?  : https://youtu.be/hGj9M9YUPM4

Horn Studio juga dapat mendatangkan merk XTA, juga MC2 (power untuk subwoofer. Sub ada di belakang ruang).

Bicara Sistem

Kami diajak Dan masuk ke ruang 7 x 10 meter. Sengaja, ruang ini dia gelapkan, tetapi musiknya sudah mengalun, dan kami dipersilahkan duduk. Alasan Dan main gelap-gelapan ternyata satu saja, biar penilaian tak terkontaminasi oleh pandangan mata. Ya, cukup logislah, karena kan stereo home itu praktis hanya telinga yang bicara, walau tak disangkal, tampilan produk juga punya andil dalam kita membeli.

Dua tiga musik berlalu. Dan lalu menyalakan lampu, dan terlihatlah semacam tirai hitam tipis yang menutupi pandangan mata tadi. Tirai ini dibuka, dan terlihatlah dua pasang speaker horn. Satu bookshelf yang tipenya HS 2002, dan lainnya floorstading HS 4001. Ini adalah sistem 3 way aktif, yang terlihat terdiri dari beberapa bagian.

Untuk yang HS 4001, digunakanlah driver horn TAD 4001  2 inch yang bermain di 115 dB. Woofernya memakai driver TAD 1601B berdiameter 15 inch. Sedangkan untuk HS 2002, memakai driver Scanspeak Ellipticor 8,  dan horn 1”nya TAD 2002.

Speaker ini didukung oleh power amplifier  berwarna hitam legam, HS Solid State 150 (main di 150 Watt). Baik speaker maupun power ini asli buatannya Horn Studio. Sebagai source, Dan lebih suka memakai file, dan dia pakailah streamer Phi2 Design  Mercury V2, dimana operating system(OS)nya memakai Raspberry Volumio. Dari sini output digitalnya lari ke XTA dan keluarlah lalu ke 8 channel dari power amplifier 150 Watt. Setiap 3 channel ke speaker (jadi 3 channel kiri dan 3 channel kanan sedangkan dua channel sisanya lari ke subwoofer B&C dan Eminence.

Streamer Mercury V2

Untuk kabel, yang berwarna merah, ini adalah model kabel yang bebas copper dan oksigen yang menjadi proyek kerjasama Horn Studio dengan Verus Audio. Audio. Modelnya, Star Quad 14 awg OFC. Verus Audio adalah nama yang dikenal baik dalam dunia audio portable khususnya.   Di sisi belakang, kami melhat juga kabel Verus Audio lainnya, yakni yang pure silver.

Inilah sekilas kunjungan kami ke galeri baru ini. Ya, Horn Studio adalah tempat baru untuk kita menikmati musik sekaligus tempat berbelanja audio.Bung Dan Santoso sendiri termasuk pehobi yang suka diskusi.

Read Also

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *