Menyimak Wilson Audio Alexia V

Comment
X
Share
Share with your friends

Wilson Audio Alexia V kami temui di ruang demo berakustiknya galeri Authentic. Ruang demo ini bernuansa cozy dengan interior yang tampil nyeni dan berestetika.  Kami berkunjung ke galeri ini dan setelah mendengar dua album, ditemanilah mengobrol oleh Winson Setiadi dari galeri Authentic (20/02/24).

Wilson Audio adalah salah satu merk kebanggaannya Authentic (d/h Sinar Mas) yang sudah dipegangnya sejak awal tahun 2000an.  Dan Alexia V ini adalah speaker yang tampil saat IHEAC Audio Video Show 2024, tanggal 9-12 Nopember 2024 di room Authentic.

Alexia V didukung oleh SACD player D-07X Luxman, Lamm audio lab model L2.1 PS dan LAMM model L2 S reference, power amplifier VTL MP 450 dandidukung kabel Transparent

Ingat Wilson, mungkin anda ingatannya akan langsung ke model Wamm, SabrinaX (juga kami temukan di galeri ini) atau Sasha (model inilah yang rencananya tampil di IHEAC Show, tetapi batal  – mungkin keburu dipesan orang), atau Chronosonic XVX yang dikatakan Robert Harley, reviewer senior, sebagai landmark achievement dalam desain speaker, dan boleh dikatakan sebagai flagship sekaligus standar referensi dalam stereo high end.

Apa istimewanya Alexia V ini?

Dia dikatakan merupakan bentuk pengembangan lebih lanjut (dengan kian menyempurnakan 30 area)  dari model pendahulunya, Alexia Series 2.

Alexia V didudukan di kelas mid-nya Wilson Audio dan salah satu keistimewaannya tersembul dari huruf ‘V’nya. Ini ternyata ungkapan bahwa dia mengalami ‘V treatment’ dimana material dan Teknik desain yang diterapkan kepadanya, sama dengan yang dikembangkan di model flagshipnya, Chronosonic XVX. Kabarnya, ini lebih kepada sisi damping yang ketika dikembangkan akan menghasilkan sebuah cabinet yang lebih diam (quiet). Bahan V ini diletakkan di antara enclosure woofer dengan bagian midrange-tweeter – yang membuat enclosure atas terisolasi dari kabinetnya woofer.

Bisa saja ini merupakan versi Chronosonic XVX yang lebih ramah kantung dan juga lebih kompak? Bisa saja demikian, karena ukurannya lebih kecil(yang tentu juga membuatnya lebih ramah terhadap ruangan berukuran sedang) dan harga lebih rendah.Beda harganya? Bisa lima kalinya.

Yang di Authentic ini berfinishing hitam, terlihat kekar, dan kadang mengingatkan karakter robot Transformer, walau kesan seperti ini jauh lebih kuat di Chronosonic. Bodinya dibangun dari tiga enclosure yang masing-masing bisa disetel-setel.  Ini adalah speaker 3 way yang memakai woofer 10” dan 8” dan tweeter Bernama Convergent Synergy Carbon yang memang khusus dikembangkan oleh Wilson. Tweeter ini terbilang baru, saat Alexia V diluncurkan

Dia dilengkapi kaki(feet) yang dinamakan Wilson dengan Acoustic Diode. Adanya kaki ini ditengarai dapat ikut membantu sajian attack yang tidak saja lebih taktis/cepat tetapi juga lebih jerni, yang akhirnya dapat menyumbang kepada clarity dan artikulasi yang lebih tinggi.

Yang istimewa lainnya ada di driver mid-nya yang dinamakan QuadMag, dibangun dari 4 magnet dimana magnet ini dibuat dari bahan Alnico (campuran aluminum, nikel dan cobalt) yang telah lama memang digunakan untuk driver magnet.

 

Dengar Indigo dan Diana

Tanpa banyak cerita, kami pun memutarutar saja album jazz Indigo – A Retro Jazz Quintet. Satu hal yang seharusnya tak boleh terjadi adalah, kami mendengarnya pertama kali, tanpa perlu dahulu melakukan break in. Masih terasa pedas di tingginya. Beberapa lagu dari album ini meluncur.

Dan saat memutar Diana Krall, The Look of Love – dimana setelah lagu  Wonderful dan Love Letters -barulah  kesan tajam itu tak tampil. Yang terasa adalah alunan vokalnya yang terasa mengayun. Kesannya hidup dan tidak terasa artifisial. Bassnya berbobot, balance dan punya authority. Menarik mengamati artikulasi yang tersaji juga tekstur dari vocal Diana. Menggambarkan nuansa dan kedewasaannya bernyanyi, walau saat itu system belum dapat menyajikan kesan kehangatan suara.

Yang kami Simak, system di sini sudah  menyajikan ilusi instrumentdengan presisi. Tampilannya realistic. Di album Indigo ini terasa dia tampil dengan energi yang kuat walau ada sedikit terasa pedas, yang kami tengarai merupakan buah dari belum break in-nya speaker ini, dimana mid dan treblenya terasa sedikit forward, khususnya saat memainkan instrument seperti terompet atau saksofon.

Sayangnya, saat itu kami lupa memutar satu rekaman yang jenisnya main gebuk-gebukan. Jadi disini agak pekewuh juga kalau menyebut kata kata seperti transien speed, attack atau semacamnya seperti saat system mereproduksi drum.

Tentu nikmat bila kita dapat menikmati sajian instrument seperti apa adanya. Seorang musisi tentu bisa merasakan, bagaimana bunyi instrument tertentu- khususnya instrument yang sama dengan yang dia sering mainkan – idealnya tampil.

 

Read Also

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *