Menyimak Abyss Diana TC di PAPI 23

Comment
X
Share
Share with your friends

Apa hal menarik bisa kita temukan dalam sebuah headphone mahal?

Pertanyaan ini menggayut ketika masuk ke room Eleven Audio (XI Audio) di arena PAPI 2023, 2 Desember 2023 lalu. Oleh Shiny Chang dari Eleven Audio, kami diajak mendengarkan model terbarunya headphone high end, Diana TC.  Headphone ini terbilang kelas atas dengan harganya yang 4,500 USD.  Jadi, bagaimana donk kesan dengarnya?

Pola Fibonnaci di sisi belakang

Adalah Eleven (XI) Audio yang datang dari Taiwan. Mereka membuat amplifier dan DAC untuk portable audio. Mereka menjadi  distributor untuk merk portable audio, salah satunya Abyss. Tak heranlah bila di apa yang mereka pasangkan di PAPI 2023 ini adalah amplifier, DAC Eleven Audio dengan headphone Abyss.

Dua model terbaru Abyss, mereka bawa dan pamerkan untuk dicoba di arena PAPI ini. Satu, yang berwarna coklat. Ini adalah Diana TC, seharga di atas tadi. Satunya, berwarna hitam, Diana MR. Harganya di 3,000 USD. Nah, di meja lain, ada model yang tampilannya saja sudah terlihat garang. Ini adalah flagship terbarunya Abyss, yani model AB-1266Phi TC.  Harganya? Ah, lebih baik tidak ditulis dulu di bagian ini. Takut bikin kaget.

Earpad Diana TC, kian membuat model headset ini nyaman dipakai

Nah, sebenarnya kami ada rencana ngobrol sama Michael – sang desainer yang kebetulan hadir.Tetapi, Shiny lalu mempersilahkan kami menguji dengar.

Duet Eleven Audio & Abyss

Shiny menawarkan  kami untuk mendengar model  flagshipnya Abyss, tetapi, kok rasanya lebih santai dan tanpa beban kalau  menguji yang dibawahnya saja dulu. Kan ada si Diana TC. Ini model termasuk baru, karena baru dirilis Oktober 2023 lalu. Shiny yakin, model ini belum masuk ke Indonesia sebelumnya.

Diana TC yang beratnya 390 gram ini memakai driver speaker planar, dan dikemas dalam bahan stainless dan  aluminum yang grade-nya sama dengan yang digunakan di dunia dirgantara/pesawat. Ini demi membuat bodinya kuat.  Headband berbahan kulitnya berbahan padded Alcantara untuk mengeliminir hot spot. Headphone ini dikatakan Abyss, ideal untuk mereka yang ingin mendapati frekuensi respon yang lebih linier dengan tingkat distorsi rendah. Open back-nya dibuat berlubang-lubang dengan pola Fibonnaci untuk membuat speaker TC ini bisa melakukan tuning suara.

Dengar Diana TC

Bicara kualitas maka bicara partner kerja. Headphone hebat, tentu butuh player headphone portabel atau headphone amplifier yang hebat pula. Jika kita pakai ponsel sebagai source atau amplifier biasa, tentu hasilnya kurang maksimal. Disini Abyss menyarankan untuk memakai XIAudio K DAC dan XIAudio Broadway amplifier untuk Diana TC. Tak heran kemudian, kami melihat K DAC disini.

Mari lihat sistem yang ada di depan kami. Disitu ada laptop (yang sudah ada Roon-nya),  dilarikan ke K-DAC, berupa R-2R DA converter, lalu ke headphone amplifier Broadway (full balanced, kelas A)  sebelum kemudian ke headphone Abyss.  Di meja ini  juga terlihat model headphone amplifier Eleven Audio lainnya, Broadway 4S.4s ini bertenaga baterei.  Baik anda gunakan dengan baterei atau tidak, suaranya menurut Shiny dijamin sama kualitasnya.

K DAC, konverter DAC R-2R XI Audio

Kami sempat salah duga. Ketika memutar Losing My Religion dari Amber Rubarth (Chesky Records), petikan gitar terasa datang dari titik diluar headphone. Dan saat vokal Amber tampil, terasalah dia tampil. Soundstagenya terasa lebar yang membuat kesan suara seperti datang bukan dari alat yang menempel di kepala ini. Tampilan panggungnya terasa lebar, tetapi vokal tetap terjaga kefokusannya. Di sisi bassnya, tampil alami saja. Seimbang dan punya definisi.

Dua amplifier Broadway dari XI Audio. Yang kanan, dilengkapi baterei

Headphone ini termasuk nyaman di telinga, tidak terasa menekan, tetapi juga terasa ketat menempel.Dan untuk digunakan menyimak vokal, seperti vokalnya David Roth di tembang familiarnya,   Where Have All the Flowers Gone-nya (Silk Road Music), terasa sekali detil, dan tidak analitik, malah memberikan kesan alami terhadap rekaman.

Kesannya memang, Diana TC pas untuk duet dengan amplifiernya XI Audio ini, menampilkan karakter yang bertenaga dan balance.  Sekali lagi, headphone ini empuk sekali di telinga. Memberi kesan nyaman. Tak heranlah, dengan harga yang sekelas ini, tentu kenyamanan juga yang jadi concern pembuatnya.

Berfoto bersama Michael Xiao (designer Eleven Audio) dan Shiny Chang (founder Eleven Audio) saat PAPI 2023

Kami rasakan, memakai headphone mahal seperti ini, di not-not awal tampilan lagu Aint We Got Fun(album Audiophile Vocal Recording, volume 5, album yang sama dengan Amber Rubarth tadi), sudah terasa dia bisa menghibur.  Ya memang demikian, di awal saja sudah bisa menduga, apakah sebuah headset  bisa cocok dan menghibur kita atau kurang bisa.  tentu kita sudah bisa merasakan musikalnya rekaman. Kalau tidak, ya tentu jangan-jangan rekamannya yang biasa saja bahkan jelek. Penyebab lain, pasangan main headphone ini jangan-jangan salah.

 

 

Read Also

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *