Ada Subwoofer Gantung di Auditorium British School

Comment
X
Share
Share with your friends

Di posisi mana saja subwoofer layak untuk diletakkan, hingga kini masih saja jadi bahasan menarik, apalagi untuk dunia home theatre dan stereo. Bagaimana kalau pertanyaan ini diajukan untuk sebuah auditorium? Sepanjang di suatu titik peletakan, subwoofer jadi turut mendukung suara yang tampil dan secara estetika tidak mengganggu keindahan interior ruang – okelah. Mungkinkah ini jadi salah satu  pertimbangan PT ESSI (Esa Sinergi Selaras Indonesia) saat meletakkan subwoofer di auditorium Raffles yang ada di British School  dengan menggantungnya?

ESSI diminta “mengupgrade” kualitas suara di gedung auditorium Raffles British School yang berada di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan. Ini karena suara, khususnya di frekuensi bawahnya tersimak kurang nyaman, kurang solid, kurang definitive dan di posisi-posisi tertentu kadang seperti hilang.  Mereka lalu meminta PT ESSI untuk melakukan setting ulang perangkat sound system tanpa merubah akustik ruangan.

Auditorium ini memiliki kursi teater dengan bahan busa, finishing fabric, berlantai parket kayu dengan ceiling panel kayu fin HPL. Di kondisi awal, PT. ESSI melihat, bagaimana instalasi panel akustik kurang proper, sehingga menimbulkan cacat akustik yang disebut “rattle” yaitu suara noise yang ditimbulkan panel kayu dengan rangka metal saat beresonansi akibat subwoofer beroperasi,

Ruang auditorium Raffles

Selain itu, dinding dinding di sisi ternyata menyebabkan munculnya flutter echo.  Masalah lain adalah system interkoneksi kabel antar perangkat audio dan video, yang turut menyumbang hadirnya noise.  Dalam hal posisi subwoofer lama, sub ini tidak satu garis (tidak align) dengan speaker utama.  Faktor lain yang diperhatikan oleh PT ESSI adalah sistem pelistrikan audio system. Menurut Handy Widjaya dari PT. ESSI, idealnya sistem pelistrikan  untuk audio dan perangkat multimedia sebaiknya dibuat satu fasa/phase yang sama untuk mencegah timbulnya  noise listrik seperti humming, buzzing, storring dan demi keamanan perangkat dari noise listrik. Foto-foto dinding terlampir di bawah ini.

Dua gambar dari masing-masing panel akustik di sisi-sisi ruangan yang menyebabkan rattle

ESSI pun melakukan sejumlah koreksi atau pembenahan di system tata suara ini. Apakah solusinya dengan mengganti speaker, seperti yang dipikirkan pihak Sekolah, sebab speaker lama sudah 12 tahun terpasang ? Ternyata penggantian speaker belum perlu dilakukan sekarang, karena dari hasi pengukuran THD speaker (Total Harmonic Distortion), nilai distorsinya belum melebihi angka 5%, sehingga masih bisa digunakan beberapa tahun lagi.

Berbeda dengan subwoofer lama dengan brand Meyer 650P ex USA, karena dari hasil pengukuran THD speaker mencapai 37 %, sehingga diganti dengan brand Ne

subwoofer yang diposisikan menggantung

xo LS600 ex Perancis. Tidak cukup hanya mengganti sub woofer, yang digeletakkan di lantai, sub yang baru disetting dengan cara digantung menghadap ke depan, bersebelahan dengan main speaker eksisting (Meyer UPA 1P ex USA), agar lebih koheren dengan speaker utama.

Dimana Taruh Sub?

Tentu saja ESSI tidak sembarangan memilih untuk menggantungkannya karena perlu didahului dengan perhitungan matang.  Hanya saja, posisi subwoofer menggantung tidak lazim. Lazimnya, subwoofer diletakkan di depan, tepat di bawahnya sisi depan panggung.

Dengan penempatan di atas, pada kondisi ruangan ini, suara frekuensi bawah yang dikeluarkan subwoofer pun dapat  ngeblend dengan main speaker. Kami sempat berpikir, bagaimana kalau sebuah subwoofer juga diletakkan menggantung di sebuah ruangan home theatre. Mungkinkah dilakukan, betapa pun ini dirasa bukan pilihan bagus karena subwoofer itu berat, ukurannya rata rata besar. Kalau suatu kali ingin memindahkan titiknya pun sulit.

Bass sendiri seringkali jadi menyulitkan dalam mendapatkan suara yang optimal di ruang home theatre atau auditorium. Ini karena adanya interaksi antara subwoofer (dan speaker tentu) yang menyebabkan frekuensi tertentu jadi peak (level suara maksimum) dan di beberapa titik lain terjadi null (level suara minimum), tergantung kepada  dimensi ruang dan penempatan speaker.

Sebelum terpasang, speaker diuji dan ukur, seperti dengan pink noise.

So, inilah salah satu langkah yang diputuskan oleh PT ESSI dalam menyikapi keinginan pemlik gedung, yang ingin agar ruangan auditorium Raffles di British School ini bisa bersuara ideal selayaknya suara sebuah ruang auditorium multifungsi (untuk aneka kegiatan).

Subwoofer menggantung, simetris dan bersebelahan dengan speaker utama

Seberapa lebih efisien(lebih keras berapa dB)kah menggantung sub dibanding diatas lantai? Jika dilihat, sub jika diletakkan di atas tentu lebih dapat menyebarkan energinya keluar, baik di atas maupun di bawahnya, sementara sub di atas lantai punya lantai untuk memantulkan separuh dari energi bass kembali ke dalam ruangan. Dengan menempatkan sub di samping main speaker, titik-titik blank spot akan jauh berkurang, karena efek interferensi destruktif (saling melemahkan antara main speaker dan sub) akan lebih kecil.

Ya, faktor distribusi suara sub yang lebih baik kami tengarai sebagai alasan lain selain dua alasan yang dikemukakan ESSI tadi.Apalagi ini adalah ruangan berukuran besar dengan area duduk yang sangat banyak.

 

Ilustrasi Pelengkap  (sumber : PT ESSI) :

 

Videonya :

 

Read Also

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *