Mengabadikan Sisi Lain BNI Java Jazz Festival 2024

Comment
X
Share
Share with your friends

BNI Java Jazz Festival 2024 baru saja  berlalu setelah tiga hari meramaikan arena JIExpo Kemayoran Jakarta (24-26 Mei 2024). Hingar bingar gelarannya sudah cukup terasa bahka ketika baru mau memasuki parkiran JIExpo – harus sabar  mengantri Panjang demi mendapatkan tempat. Pulangnya Kembali ngantri. No problem – rasa gundah ini tokh terbayarkan ketika masuk  arena, segera terkecap alunan atau gebrakan lagu dari dua tiga stage berbeda.

Kadang sampai bingung, ke panggung mana duluan karena seringkali yang pentas sama sama mempesona. Setelah menyimak jadwal mainnya di web javajazzfestival.com, kami pun memilih mana lebih dahulu. Apa saja jadinya yang sempat terkunjungi di hari kedua (Sabtu) festival jazz ini? Sempat kami abadikan dalam rupa video video di halaman ini.

Show kali ini terbilang lebih minim pemain top top dunia dibandingkan tahun lalu, setidaknya yang kami kenal. Tetapi banyak musisi terbilang bermain dengan baik, membuat  hati  terhibur. Kadang tergelitik mengamati  kelihaian mereka bermain, dan bagaimana mereka membangun sebuah harmonisasi musik, mengamati permainan perseorangan, bagaimana keindahan penataan musiknya oleh sang penata suara yang berada jauh di depan panggung, dan lain lain. Belakangan ini live show music, apalagi yang menyatukan aneka genre lagu, tentu saja sangat langka. Padahal bagi kami yang sering mendengarkan rekaman stereo di rumah dari system high end audio,  banyak yang menyarankan untuk sering-sering nonton live show music. Live show  seperti ini untuk membuat telinga kian familiar dengan instrument dan vocal saat menikmati stereo.

Kami dapati, dengan melihat beberapa tampilan suara di panggung tertentu, kami merasa, menikmati stereo di rumah itu lebih mengasyikkan, karena suaranya lebih tertata dan nikmat didengar walau dimainkan sangat dinamik sekalipun. Mengapa demikian? Bukankah home audio justru ingin merasa sedekat mungkin dengan live show.

Ternyata biangnya adalah karena penataan suara di hampir Sebagian panggung terasa kurang bisa disimak dengan baik. Tanpa ingin menyebut panggung yang mana, ada panggung yang antar instrumennya menutupi suara instrument lain sehingga instrument itu seakan tenggelam, kecuali saat instrument yang dominan itu diam. Di sebuah live jazz yang didalamnya ada drum, piano, gitar bass, terompet, didiominasi piano dan terompet, sedangkan drum tertutupi.

Kami simak separasinya seperti tidak rapi, termasuk panggung yang digunakan oleh Fariz RM.  Mungkin karena kebiasaan menikmati stereo di rumah, kami jadi menghargai apa yang namanya separasi. Di beberapa panggung, campurannya terasa butek. Tak jelas. Tetapi di panggung lain terasa pisahannya dan bisa terdengar lebih nikmat berlama lama.

Di stereo rumah, kita ingat tentu bagaimana  disuguhi dengan sebuah panggung yang besar  dan acapkali  membuat kita terlibat dengan musik. Dengan setting sound system yang baik tentu ini bisa menambah kesan tonton kita. Kesan baik ini juga kami temukan di beberapa panggung, yang rata-rata digunakan oleh artis dari luar atau musisi top kita.  Di panggung-panggung seperti ini kami merasa sulit merasakan keterlibatan dengan music itu sendiri. Sound system di BNI Hall misalnya,  termasuk paling oke selama Java Jazz ini. Sebut salah satunya, panggung Laufey, yang terdengar jelas dan tidak acak acakan. Tak peduli apakah penikmatnya yang abege rata rata (berserta ibunya yang menemaninya) bisa merasakannya  atau tidak. Sound systemnya tertata menarik, termasuk ketika dimainkan juga oleh musisi Afgan. Bermain bersama Chandra Darusman, Fariz bermain prima. Tetapi kualitas suara sedikit menurun di show Fariz-Chandra. Apakah ada pengubahan setting tata suara setelah tampil show lainnya? Atau apa Laufey membawa sound engineering sendiri yang lalu berbeda dengan sound engineeringnya kala Fariz tampil?

Stage lain yang terbilang oke adalah Pertamina Hall. Satu panggung lagi yang kami lihat tampil keren adalah Brava hall,  ketika Gary Anthony with Ron King Big Band. Permainanya cukup membuat penikmatnya betah berlama lama duduk,  dan suaranya pun tersimak nikmat. Mainnya gape sehingga kita tak perlu  merasakan kesan musiknya berisik. Setiap instrument dapat saja kita nikmati permainannya dengan jelas dan bersih.

Setting yang baik didukung dengan komposisi dan aransemen musik yang baik tentu mendukung kesan dengar. Apalagi bila frekuensi suara tertentu seperti bass – terdengar deep dan jernih, serta punya definisi. Tidak sekedar bertenaga dan besar.

 

l

Read Also

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *