Saat Spektrum Radio untuk In Ear Monitor Menyusut (dari Indonesia Educational Tour x Sennheiser 2024)

Comment
X
Share
Share with your friends

Tahukah anda bahwa sebuah mikrofon nikrkabel dan in ear monitor itu menggunakan spektrum radio? Dan ternyata spektrum radio yang mereka gunakan itu kini kian menurun dikerenakan adanya regulasi. Maka pihak yang berkompeten mengurussi frekuensi ini tentu perlu serius menangani permintaan yang besar dari industry hiburan ini. Di sisi lain, penggunaan spektrum radio pun perlu seefisien mungkin. Bagaimana caranya?

Inilah topik disertai solusi yang ditawarkan dalam bahasan  seminar bertajuk Indonesia Educational Tour x Sennheiser 2024, di Grand Kemang, Jakarta, 30 Januari 2024. Acara yang digagas Sennheiser dengan merangkul Indonesia Audio Society dan partner local PT Galva Technologies dan didukung pula oleh Occam Komunikasi Indonesia (atas nama Sennheiser) ini  dibawakan oleh Kenan Phang, yang menjabat Technical Application Engineering Manager di Sennheiser APAC – dan diikuti oleh para sound engineer, industri rekaman dan jurnalis.

Kenan Phang berfoto di samping beberapa produk audio nirkabel Sennheiser. Kenan Technical Application Engineering Manager di Sennheiser untuk wilayah Asia Pasifik.

Melalui Kenan, Sennheiser ingin menambah pemahaman peserta akan manajemen Radio Frequency (RF) serta sharing tentang aplikasinya di dunia industri.Selain itu, Sennheiser ingin sharing tentang teknologi terkini yang diterapkan Sennheiser.

Sennheiser sendiri telah mengembangkan sebuah konsep teknologi yang dinamakannya Wireless Multi Channel Audio Technology (WMAS), dimana di WMAS ini, Sennheiser berpikir ulang mengenai transmisi nirkabel pada aplikasi mculti channel seperti saat diadakannya ajang live show akbar,pertunjukan teater, dan kegiatan di studio siaran atau di tempat lainnya yang menggunakan channel audio.

Di teknologi ini, Kenan mengemukakan juga bagaimana Sennheiser menerapkan teknologi broadband wireless bi directional yang menggabungkan mikrofon, in ear dan remote control hanya pada satu channel RF broadband. Teknologi ini diketahuinya dapat memberikan efisensi yang sifnifikan pada penggunaan spektrum, tidak hanya dengan teknologi tetapi juga dengan menaikkan workflow.

Pentingnya Pemahaman akan RF

Pemahaman akan RF kian terasa perlu, karena menurut survey Sennheiser, tidak banyak platform yang membagikan pengetahuan dan mendorong diskusi mengenai RF, seperti yang dilakukan Sennheiser ini. Ini tentu patut disayangkan disela kondisi belakangan ini dimana kian marak live show, khususnya di hiburan music. Skala pertunjukan music yang digelar secara live kian besar dan rumit, terlebih setelah berakhirnya pandemic (covid 19). Selain itu kini telah terjadi perpindahan teknologi pada system mikrofon, yakni ke nirkabel (wireless) sehingga konsep mainnnya pun pindah,  konsep analog ke digital.

Kenan mengajak peserta untuk kian tinggi pemahaman mereka akan  RF dan diajak memahami workflow yang tepat khususnya dalam mengoperasikan perangkat nirkabel dengan lebih baik, terkait naiknya spektrum yang kian ramai. Pengetahuan ini penting karena akan menentukan juga bagaimana kualitas dan performa dari produksi di live show ini.

Pemahaman akan RF bisa turut mendukung untuk orang dapat memberikan efisiensi yang signifikan pada penggunaan spektrum. Hal tersebut dapat diaplikasikan untuk kualitas audio yang fleksibel, seperti yang diterapkan oleh system WMAS-nya Sennheiser. Contohnya, IEMs dan mikrofon kini terbagi dalam dua jangkauan RF yang berjarak beberapa MHz, saat ini dapat ditangani Bersama dalam satu channel TV, untuk kian memudahkan perencanaan frekuensi. Maka, implementasi Sennheiser di konsep WMAS-nya ini dapat membawa perubahan pada audio nirkabel, yakni dengan menampilkan bodypack bi-directional, unit central yang hemat ruang dan dapat menangani hingga 32 input dan 32 output, dengan jangkauan mudah dari system extension, workflow yang hemat spektrum, serta penggunaan Kembali atas frekuensi dengan lebih mudah.

Kenan juga menerangkan implementasi Sennheiser di konsep WMAS yang dapat membawa perubahan pada audio nirkabel, dengan menampilkan bodypack bi-directional, unit central yang hemat ruang dan dapat menangani hingga 32 input dan 32 output

Dalam bahasannya, Kenan banyak berbicara tentang perangkat wireless, juga prinsip kabel antenna (yakni soal paging dan attenuation), khususnya pada aplikasi live on stage. Juga tentang mengapa terjadi sinyal hilang secara besar besaran.  Tentang desain antenna dengan kabel yang Panjang. Lalu dikemukakan juga tentang bagaimana memilih kabel yang baik, dengan menyinggung tentang dB loss jikakita memakai kabel yang Panjang. Setiap kabel dikatakannya memiliki karakter yang berbeda-beda. Menurutnya, kian tinggi frekuensi yang diterapkan, maka akan kian tinggilah kemungkinan terjadinya loss signal.  Lalu disinggung tentang pemakaian booster untuk mendapatkan penguatan sinyal. Tetapi mem’boost’ sinyal suara itu dikatakannya kian berisiko memunculkan noise.

Disinggung juga sebuah istilah, yakni intermodulation, seperti pada saat kita saling mendekatkan dua buah mikrofon. Juga disinggung tentang dB loss yang termadi di transmisi sinyal, seperti saat di koneksi amplifier dan receiver.

Inilah salah satu bentuk sumbangan Sennheiser untuk masyarakat industri audio di Indonesia.

 

 

Read Also

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *