Tanggal 4 Januari 2024 lalu, kami jalan jalan ke Mangga Dua mal, jika memang ingin berbelanja album musik baru berupa CD, mampirlah ke Audiophile’s yang berada di lantai 2.
Simak videonya di : https://youtu.be/QnNmCJSALUg
Tetap eksisnya Audiophile’s menjadi salah satu bukti betapa format CD masih hidup dan tetap disukai masyarakat pecinta musik. Kekuatanya apa? Tentu saja semacam ‘bukti kepemilikan’. Dengan memiliki album CD, kita punya bentuk fisik bahwa kita punya album ini. Dan bisa kita lihat sosok kavernya, penyannyinya. Dan tak kalah penting, kesan dengar CD menurut sebagian penikmatnya, tetap masih diatas format file yang walau secara teori, resolusi suaranya diatas CD.
Auvindo datang ke toko yang dibangun oleh seorang Hendra Nurhalim ini. Jadi ingat cerita Hendra, bagaimana di awalnya dahulu dia jualan CD door to door sebelum punya toko. Dan hampir pemain yang dia tawarkan adalah pemain dari dunia audio mobil. Begitu sambutannya bagus, dia pun melebarkan sayap, menawarkan ke pehobi stereo rumahan.
Tetapi eksisnya Audiophile’s juga menjadi bukti bagaimana bisnisnya ini tetap berkibar walau tentu tidak semudah dahulu karena kini sebagian orang yang dulu penyuka CD, beralih main file. Hendra bahkan melebarkan tokonya dengan mengambil toko di sebelah Audiophile’s, dan dibuatnya menjadi sebuah ruang dengar. Ruang ini diisi sistem stereo full set, dan memajang juga aneka asesori audio dan kabel. Merk yang selalu mengingatkan kami adalah Gotham.
Kami datang dan sempat mencoba dua koleksi CD terbaru Audiophile’s, yakni Shinji Tanimura with Piano ‘My Note’ dan 50 Years Canton – Reference Check – Vol 3. Keduanya kami dengar di sistem stereo yang ada di sini. Nah, ini jadi salah satu yang menarik di Audiophile’s. Kita bisa coba CD yang mau kita beli sebelum kita memutuskan apakah membelinya atau tidak.
Di album Shinji Tanimura, menarik – khususnya bagi anda yang penyuka vokal plus piano. Ingat saja, instrument piano tak jarang dijadikan acuan oleh pehobi audio untuk melihat seberapa baik sistemnya dalam bermain musik. Tentu saja karena piano-lah instrument yang paling lengkap nadanya.
Di album ini, kami dengarkan kebolehan speaker mini bookshelf aktif dari Cina, Audimaxim S-5, yang dibandrol di harga 25 juta rupiah. S-5 saat itu didukung pre amp tube Audimaxim VT-1. Ini sekaligus adalah sebuah DAC dan headphone amplifier, seharga 27.5 juta Rupiah. Untuk kabel speaker, dipakai Gotham GAC-4/1 Ultra Pro
Di album 50 Years Canton – Reference Check – Vol 3, kami dengarkan dari speaker Focal Chora 826 yang didukung preamplifier Jadis Orchestra. Untuk kedua pilihan speaker ini, kami mainkan dari satu player CD model lama, Marantz CD 4000. Sesuai yang ditulis di kaver, ini adalah album CD yang oleh desainernya bisa dijadikan album referensi untuk melihat kemampuan sistem.
Secara kualitas bagaimana penilaian tampilan suara, kami tidak berani menilainya, karena saat kami dengar, ada noise dari AC central di sini.Tetapi dari kesan sekilas dari sisii entertainingnya, di CD Shinji Tanimura, kita bisa dibuat hanyut dengan lagu lagu melankolis tetapi dengan speed main. Sementara di album 50 Years Canton, kita dapat melihat tampilan suara dari aneka kriteria.
Inilah catatan kami dari galeri CD Audiophile’s