Melihat Konsep Green Acoustic di Aula KWI

Comment
X
Share
Share with your friends

KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia) yang merupakan lembaga Katolik tertinggi di Indonesia, membutuhkan sebuah ruang rapat berukuran besar, khususnya untuk  sidang tahunan para Uskup se-Indonesia. Maka dibangunlah sebuah Ruang Aula dalam sebuah Gedung 8 lantai dengan luas sekitar 400 meter persegi yang bisa memuat hingga sekitar 400 peserta.  Ini adalah ruang rapat besar dan juga bisa berfungsi sebagai ruang seminar yang dilengkapi sebuah panel LED berukuran 7.68 x 4.32 meter. Masalahnya, bagaimana agar ruang ini tidak sekedar berkapasitas besar, tetapi juga  mampu menjawab kebutuhan saat sidang tahunan Para Uskup se Indonesia, seperti menampilkan  suara yang jelas dan nyaman untuk disimak, juga tampilan video di Panel LED yang bukan hanya detil, gambar yang natural tapi juga tidak melelahkan mata?

KWI menginginkan ruang aula ini nyaman digunakan untuk konferensi, sehingga peserta dapat  dengan rileks menyimak, berbicara atau menyaksikan tayangan. Dengan reproduksi suara dan gambar yang nyaman, peserta rapat tentu tidak perlu menguras energi besar agar dapat fokus mengikuti pesan yang disampaikan oleh nara sumber.

KWI juga menginginkan interior ruangan ini tidak “dikotori” oleh keberadaan berbagai macam perangkat utilitas seperti speaker, amplifier, mixer, camera termasuk kabel-kabel audio video. Kedua fitur inilah yang paling utama dimintakan ke  PT. ESSI (Esa Sinergi Selaras Indonesia) yang dipercaya KWI untuk mengerjakan desain akustik serta perangkat audio visual.

Memberi solusi keakustikan

Sekilas, desain aula ini  seperti tidak berbeda dengan ruang aula pada umumnya. Bentuknya kotak, dan kami melihat sekeliling dinding-dinding berkaca. Ini tentu dapat memunculkan cacat akustik seperti gema / echo, pantulan berulang / flutter baik antar dinding samping, maupun lantai dengan plafond. Keberadaan cacat akustik juga disebabkan lantai yang akhirnya diputuskan tidak menggunakan karpet, tapi homogenous tile (untuk meminimalkan kemungkinan bau dan pemeliharaan), sejenis material lantai yang punya sifat sangat reflektif terhadap suara.

Dengan posisi gedung yang tepat bersebelahan jalan raya Cut Meutia, Menteng – yang lalu lintasnya cukup hiruk pikuk, ruang Aula ini berpotensi terpapar bising yang cukup tinggi. Hal ini tentu menjadi pertimbangan PT. ESSI demi membuat nyaman peserta sidang.  Oleh karena itu diusulkan untuk  meningkatkan kekedapan atap, kaca jendela dan pintu, untuk meminimalkan kebisingan.

Konsep Green Acoustic

Untuk memberi solusi terhadap tantangan di atas, ESSI menerapkan konsep “Green Acoustic” nya, yaitu konsep “treatment” akustik untuk mendapatkan kejelasan suara yang baik dan kenyamanan mendengar, dengan cara memaksimalkan peran akustik ruangan, sehingga jumlah speaker yang digunakan bisa minimal dan efisien

Penerapan Green Acoustic ini terlihat seperti treatment pada plafond, tetapi tidak semua plafond diganti dengan material absorber;  sebagian area plafond tetap menggunakan material reflektif untuk menyebarkan suara. Absorber pada plafond digunakan untuk menyerap kelebihan suara di mid low, mid dan mid high. Dinding yang sebagian besar terdapat kaca, dimiringkan beberapa derajat, sehingga membentuk sudut. Ini berguna untuk mengurangi flutter tanpa menyerap suara, dan pantulannya “dibiarkan” agar ikut berperan  menyumbang kejelasan suara.

 

Sound System

Anda mungkin tak akan melihat keberadaan speaker asal Perancis  bermerk Nexo di ruang ini. Ya karena semua speaker Utama disembunyikan. Ada 2 unit speaker Nexo ID84 dan 2 unit subwoofer Nexo ID312. Untuk backfill, digunakan speaker Nexo PS8 (8 inch).

Sesuai namanya, ID84 adalah speaker column array dengan 8 driver 4 inch. Sedangkan subwoofer ID312 memiliki 3 driver 12 inch.  Untuk amplifier, digunakan 1 unit amplifier 4 channel berkapasitas 1.000 watt di 8 ohm untuk speaker utama depan dan 1 amplifier 2 channel 750 watt di 4 ohm untuk backfield.

Tata Cahaya

Untuk mendapatkan tayangan camera dengan gambar video yang natural, perlu pencahayaan yang “proper”. Proper ini maksudnya adalah iluminansi cahaya mencukupi dan “color temperature” nya tepat. Desain tata lampu dirancang sedemikian rupa agak mampu menghasilkan iluminansi 170 – 240 Lux di area peserta sidang dan 450 – 600 Lux di area panggung dan color temperature 3.000 K.

Inilah gambaran sekilas dari ruang aula KWI ini. Bagaimana gambaran nuansa ruang aula ini dan bagaimana rupa desain yang diterapkan oleh ESSI, bisa anda lihat di beberapa gambar di halaman ini.

 

 

Read Also

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *