
Apa harapan anda melihat speaker besar sebesar Zellaton … di ruang Suite roomnya Fairmont Jakarta. Satu kata yang pasti, kita akan disuguhi sebuah panggung besar. Dengan suara yang tebal, bulat, berotot dan lain lain.
Ini yang kami harap ketika memasuki pintu ruangannya. Ini sekaligus menjadi tantangan Plural Evo, bagaimana menampilkannya. Di sebuah ruangan yang sepertinya terasa sedikit kurang besar, speaker ini perlu berhadapan dengan tantangan akibat permukaan yang cenderung lebih ke memantul(yang tentu berrisiko menghadapi banyak pantulan awal, flutter echo atau reverberasi) jika pola treatmen ruangannya tidak hati hati bisa saja menghilangkan transparansi dan clarity dari speaker ini., khususnya di area mid dan area high.
Plural Evo didukung dan DAC D1 Unity R2R serta system perkabelan Schnerzinger. Dukungan lain, Protector dan Reflector, serta Lucas Audio Labs Music Server plus Cisco switch dan Special Linear di power supply. Juga ada stand amplifier dari Lockwood.id, produsen akustik dari Kediri, Jawa Timur.

Speaker berbobot 95 kilogram per speakernya ini membopong dua woofer 280 mm atau 11 inch yang diklaim mampu bermain di 23 Hz. Mainnyya di 92 dB/1W/1 m perdetik. Termasuk yang efisien dan tak harus berteman dengan power yang besar besar untuk bersuara keras. Dan pakai integrated amplifier True Life Audio yang mainnya di watt seperti di JiAVS 25 ini cukuplah. Dan menurut info di spesifikasinya, lebar bidang dinamika yang dimainkannya hingga di angka 34 kHz.
Dia punya impedansi rendah di 4 Ohm, maka ampli ini haruslah robust, terkait loadnya, untuk bisa mendirve dengan baik khususnya saat main di volume tinggi. Dalam ruang seperti suite room ini.
Dia memakai tweeter 1.1” soft dome dan satu driver mid 7”. Dia punya port bass yang mengarah ke bawah (downfiring)yang membuatnya relative fleksibel. Kalaupun diletakkan di dekat dinding belakang, tak perlu khawatir detilnya akan hilang.
Plural Evo tidak terlalu mengandalkan dinding untuk mendapatkan kesan imaging dan tampilan bassnya. , tetapi memang Yudis terlihat telah siap mengantisipasi risiko ruangan dengan mentreatmen ruangan (jadi tidak sekedar memberi kosmetik agar tampilan ruangannya berseni). Jangan dilupakan juga jasa panel panek akustik kayu yang dibuat oleh Lockwood Studios Corp, pemain akustik panel dari Kediri, Jawa Timur itu (yang ikut juga hadir di JIAVS 2025 di area selasar) lantai 17.
Oh ya, room Caelus Audio ini patut kami berikan pujian karena kesan interior yang berseni, dengan memainkan lighting warna dan ilustrasi di belakang system. Cakepp. Banyak pengunjung bahkan panitia yang kami tanya, terkesan dengan usaha Yudis ini. Zellaton memberikan foam insert untuk mentuning respon bass di ruang, dimana ada dua pola, yang model lebar dan model sempit. Ini semata mata untuk membantu suara tampil lebih presisi dan bermain lincah di bass, terkait respon speaker.
Bung Yudis memutarkan banyak lagu dan kadang bertanya, mau lagu apa. Beberapa kami sebut seperti Keith Don’t go. Begitu kami katakan ‘terserah’, dia pun memutarkan bahkan rekaman biasa, seperti Since I Don’t Have You-nya GnR dan Matilda, seperti di lagu ini.
Senangnya , bisa merasakan low bass yang imersif, deep dan punya energi, tetapi tetap kontrol dan mainya rapi. Hal lain yang kami suka, adalah di transparansi dan claritynya. Sementara itu, vocal dan instrumen terasa present. System menampilkan karakter yang konsisten di tonalnya. Punya daya menampilkan emosi yang membuatnya punya daya engagement.
Di Suite room ini, speaker ini cuku bisa bernapas untuk menampilkan soundstage.




