Jalan-jalan kami pagi hari di tanggal 3 September 2024 lalu di kawasan Thamrin, sampai kepada ide untuk main memanjakan mata dan telinga. Saat melintas di depan Plaza Indonesia, jadi ingat ada satu galeri untuk spa telinga. Yup, di lantai 3-nya, ada Musique, berdampingan dengan galeri Batik Keris. Meluncurlah kami kesana. Dan disambut oleh pak Welly, sang store manager. Kembali, di tempat ini kami pandangi ada beberapa benda penghibur. Salah satu yang menyita mata, headphonenya Sonos, ACE.
Headphone bertipe over ear dengan enclosure closed back ini sudah diperkenalkan sekitar sebulan lalu dan anda bisa menyimak liputan kami saat itu ( baca : https://auvindo.com/v2-indonesia-merilis-ace-headphone-pertama-sonos/). Saat itu Rudi Hidayat, CEO V2 Indonesia, yang menjadi distributor produk Sonos ini, memperkenalkan banyak kelebihan headphone ini, dengan mengundang sejumlah jurnalis, saat launching bareng di berbagai negara diadakan.
Oke, ini headphone berukuran cukup terasa lebih mini dibandingkan rata-rata headphone di kelasnya ini adalah headphone wireless bertranduser dynamic dan diberkahi satu fitur high end Noise Canceling. Ya kami rasakan fitur ini terbilang istimewa karena, terasa standarnya sudah tinggi, begitu diaktifkan, langsung membuat senyap suara di dalam dari sekitar kita. Kita jadi fokus dengar musiknya.
Fitur ANC secara umum punya kelebihan tersendiri, khususnya bila kita gunakan di tempat tertentu seperti dalam pesawat, ini tentu cukup berguna untuk mengatasi suara mesin pesawat. Ya, headphone jenis ini oke untuk travel dan jalan jalan jauh, apalagi bila diberkahi baterei yang bisa bertahan lama seperti ACE yang dikatakan Welly bisa bertahan hingga 30 jam pemakaian saat sudah terisi penuh(bila ANC aktif terus, tahannya sampai 24 jam). Dia dilengkapi tas kecil penyimpannya(carrying case). Sayangnya, dia tidak bisa dilipat(non foldable). Ada pilihan warna hitam dan putih (soft white) dari Sonos ACE dan yang kami uji dengar di Musique ini berwarna hitam.
Inilah headphone wireless pertamanya Sonos setelah sekian tahun rajin membuat speaker speaker Bluetooth, bookshelf dan juga soundbar yang dikemas nirkabel sehingga dapat dioperasikan melalui aplikasi Sonos, yang kita install dari PlayStore (untuk Android).
Welly sempat mengatakan beberapa keistimewaan ACE. Dan kami sempat mencoba satu dua fitur Istimewa ini, salah satunya TV Audio Swap. Di fasilitas ini, dengan menekan dan menahan tombol samping ACE selama 3 detik, maka suara film yang tadinya dialirkan TV ke soundbar Sonos (tipe ARC dan Beam), dapat dipindahkan ke ACE. Maka, kita bisa merasa lebih dekat dengan nuansa film karena sumber suaranya yang lebih dekat dengan telinga. Tekan lagi tombol itu selama 3 detik, suara akan kembali ke soundbar Sonos. Kita bisa operasikan ini baik via gadget berbasis Android maupun iOS.
Ini menarik tentu, khususnya jika kita tak mau mengganggu sekitar dan ingin lebih berkonsentrasi menonton atau dengar musik, misalnya di malam hari. Sempat terpikir, siapa tahu kedepannya dua orang pengguna ACE, masing-asing bisa sama sama menikmati suara music dan film bersamaan.
Terasakan bobotnya sangat ringan, saat masuk ke kepala, ringan masuknya dan tak terasa menekan atau mendekap, tetapi langsung menempel. Melihat posturnya memang tak memperlihatkan sebuah model mahal.
Oh ya, nyaris lupa – ear pad ACE itu bisa diganti-ganti dengan mudah. Tinggal dengan jari jempol kitadorong ke samping, ear pad pun terbuka.
Ayo dengar bagaimana panggungnya Sonos ACE ditelinga kami.
Pertama, lebih baik kita aktifkan ANC biar nuansanya sunyi senyap, karena kebetulan ini adalah sebuah toko dimana pintu depan dibuka dan suara dari luar cukup terdengar. Mari hanya mendengar suara rekaman. Didukung dengan headband yang menempel ketat.
Berbekal penyemangat berupa kopi pagi bernama Magic Spanish Latte dari Kopi Kenangan yang disajikan Welly, kami coba pertama kali dengan memutar dua track yang biasa digunakan untuk kontes audio mobil SQCC. Tentu ada alasan kenapa track ini dipilih SQCC, khususnya bagaimana track menyajikan imaging dan bass, yakni Avishai Cohen. Track lainnya, Lady General, juga Taina kami ambil dari koleksi SQC Club 2024 Songs.
Taina sangat menarik disimak. Ini adalah lagu a cappella (tanpa instrument music).Mungkin tak kita sadari bahwa tak ada instrument disini. Imagingnya bisa kita lihat dengan mudah, dengan posisi penyanyinya yang berdekatan. ACE pandai mengurai.
Di rekaman lama, dari Heatwave – Turning Around, benar benar diajak mengarungi gelombang bass, yang walau terasa gemuk, utamanya dari cabikan bass gitar, masih bisa dengan mudah dinikmati.
Melihat kelebihan satu model headphone, akan lebih baik tentu bila melihat perbandingannya dengan modelnya yang (kira-kira) sekelas, walau harganya berbeda. Seperti saat kami bandingkan ACE dangan PX8-nya Bowers Wilkins.
Kita bisa mainkan dia dengan aplikasi Sonos dimana ada dua pilihan dengan slider yakni Bass dan Treble. Jadi kita bisa membuat bass lebih gemuk berisi atau flat saja. Nah, untuk menonton film, bagi kita pecinta bass, bisa mem’boost’ bass.
Jika dilihat dari sisi ACE, bisa kami rasakan apa saja kenikmatan yang bisa didapatkan dengan kontrol yang baik, dan track Lady General yang menyuguhkan tampilan panggung yang besar, tetapi dengan tampilan gagah, bak seorang pejuang yang berjalan dengan gagahnya ke medan perang, dengan langkah yang kuat kala meminjakkan kakinya ke bumi. Di track Kaina, dimensinyalah yang lebih banyak menyita perhatian.
Di demo film Mad Max, nuansa surround diperlihatkannya. Sempat kami copot ACE dan musik langsung berhenti. Saat terpasang, musik lanjut. Kami gunakan menelpon, terasa jelas vokal lawan bicara.
Disini antara mendengar rekaman film dalam format stereo dan multichannel tentu beda keterlibatan kita menonton. Dengan ACE, kedekatan lebih lekat karena langsung, tanpa dipengaruhi ruangan. Hanya saja untuk kenaturalan kesan lebar dimensi, soundbar lebih kami pilih. Untuk kenaturalan suara tentu lebih bisa didapat dengan ACE.
Channel surround terasa lebih hidup di soundbar. Jika biasanya kita gunakan untuk dengar stereo, begitu untuk multichannel, apakah perlu disetting untuk dia menampilkan surround yang kesannya hidup?
Sebuah soundbar tentu suaranya lebih bagus ketimbang dari TV, dimana di sisi bass dan tonal balancenya lebih baik. Sayangnya, sesuai namanya, dia bentuknya bar, yang membuatnya punya keterbatasan fisik. Kelebaran suaranya tidak jauh dari panjang bodinya, kecuali bila ada pemroses suara. Besar driver pun terbatas. Tetapi memang ACE lebih pas jika di-pairing-kan dengan sesame Sonos, seperti dengan soundbar Sonos Arc ini dimana latency-nya low dan audionya lossless.
Suaranya lebih kepada menyenangkan, daripada punya satu satu point yang Istimewa. Detilnya tidak terlalu Istimewa, dan ini kami rasakan lebih baik untuk music lover ketimbang audiophile. Di dua tiga lagu kami tak dapati bakat bakat suaranya yang bisa buat fatique. Jadi belum tahu jika dipakai berpanjang -panjang (ingat, ini hanya kunjungan sesaat).
Kami lebih suka menikmatinya dengan bagaimana masuk ke dalam rekaman itu tanpa peduli dengan beberapa penilaian kriteria panggungnya. Kita nikmati saja harmonisasi permainannya, sampai sejauh mana dia mampu membawa hati riang, sambil sesekali memahami pesan apa yang dibawanya.