Auvindo mengenal Magic Audio saat masuk ke roomnya Komunitas Pencinta Speaker saat IHEAC Audio Video Show 2024, tanggal 5-8 Desember 2024 lalu di hotel Fairmont Jakarta. Dari situlah kami dengar speaker Magic Reference-nya yang sempat mempesona telinga. Jadi ingin kenal jauh siapa peraciknya. Kenallah kemudian dengan Ivan Triguna. Dan baru di tanggal 3 Februari 2025, kami janjian untuk acara wisata telinga ke ruang audio Magic Audio di kawasan perumahan Taman Surya, Jakarta Barat.
Mari masuk ke ruangan audionya Ivan Triguna. Seperti terlihat di foto di atas, disitu ada sistem stereo dan home theatre 5.1 channel dengan TV berlayar besar. Ukuran ruangnya cukup ramping (3.5 x 5 x 4 meter). Disitu ada bookshelf warna putih ramuannya Ivan, Magic Audio Reference yang pernah turun di arena IHEAC Show 2024. Ada pula pre ampnya Ilusi Audio, DAC Audio Note dan sisanya adalah power amp kreasi Ivan. Ada juga disitu speaker Chario Hyper4. Kabelnya, pakai Ultimate Reference yang juga turun gelanggang IHEAC show.

Jadi ingin dengar speaker yang ditemani kabelnya ini. Sayangnya, begitu masuk ruangan, Ivan menyampaikan ‘kabar duka’. Power amp McIntosh MC 7270 yang biasa dia pakai, saat dia ingin gunakan sehari sebelum kedatangan kami, tiba tiba mati total, setelah didahului suara suara ‘pletek’ kata Ivan. Akhirnya mati suri. ‘Yah, mungkin sudah saatnya’, kata Ivan. Maklum saja, ini power tua. Mungkin sudah kelelahan menjalani hidup dan ingin istirahat. Tetapi yakinlah, Ivan bakal menghidupkannya kembali. Power ini dikatakan Ivan sudah lama dipakainya dan masih orisinal komponennya. Alhasil yang tampil adalah sebuah pre amp yang dari kapasitas power, lebih rendah – 56 Watt (cukup jauh dengan McIntosh yang main di 270 Watt). Power amp buatan Ilusi Audio ini memakai 3886 Gainclone dan sedikit dia modifikasi dengan mengganti kapasitornya dengan kapasitor merk Duelund dan Kaisei. Dua nama yang cukup punya gengsi di dunia audio. Ada satu boks power amp yang ditempeli stiker Audio Note. Ternyata dia iseng saja , karena ini adalah power rakitannya sendiri. Disitu ada juga DAC 1.1x.

Ivan sempat cerita tentang speaker Chario Hyper 4-nya. Ternyata Ivan punya beberapa model Chario, misalnya model Hyper 1 yang katanya dia beli dari orang Perancis di Indonesia yang harus pulang ke negerinya karena dideportasi.

Magic Audio is Cable
Walau membuat speaker Magic Reference, Ivan yang membuat merk Magic Audio ini memang basisnya adalah pembuat kabel audio dan dia berangkat dari hobi, lalu orangnya demen eksperimen khususnya kabel. Tak tanggung tanggung, kabel Cardas seharga 30 jutaan pun dia beli walau saat itu masih dikatakan pemula, dan walau bayarnya pun nyicil ke penjualnya.
Sejak SMP, Ivan kecil memang suka elektro, main rakit power amplifier. Kebetulan kakaknya adalah tukang servis perangkat elektronik seperti PlayStation. Di player ini tentu ada bagian audionya. Dari situlah Ivan belajar. Dari sini dia ria rajin mengamati bagaimana kabel itu membawa pengaruh signifikan ke sistem.

Dia pernah coba kabel merk Canare, lalu naik kelas lagi ke Mogami, dan lanjut lalu ke Taralabs. Dari Taralabs, seorang teman meminjaminya Cardas Cross. Diakuinya Ganti Cardas ini, suaranya jadi lebih halus. Unjung ujungnya, dia membeli kabel itu walau dicicil selama 6 bulan. Dia pakai lama kabel ini bahkan saat gonta-ganti ruangan karena pindah pindah rumah. Suatu kali kabel ini digigiti tikus(iseng saja ini tikus ya). Dan ketika dia amati konfigurasi kabel, dilihatnya di bagian tengah, kabel ini memakai bahan silver. Dan dari pengamatan dan uji coba, didapatinya bahwa bahan yang bagus itu adalah dari silver. Dia pun mulai membuat kabel dengan bahan core silver ini. Dia pakai bahan coil silver semua.
Selain RCA, Ivan juga membuat powercord, dimana untuk satu model, dia memakai kepala dari buatannya Furutech, tetapi bagian lain dia upgrade, diganti ke silver.
Ivan sempat bercerita pengalamannya saat membawa kabel berbahan silver seharga 35 jutaan, Ultimate Reference (UR)nya ini ke rumah temannya yang pakai kabel branded seharga 20-30 jutaan( berbahan copper).UR-nya unggul di mid high, tetapi kalah di bass. Untuk staging dan ‘lebih bobot’nya, UR menang.Bisa jadi efek copper vs silvernnya ya. Dicoba sama merk yang sama tetapi yang kelas 40-50 jutaan (seri tertingginya), UR kalah sedikit di kategori seperti di atas.
Penutupnya
Inilah buah cerita Auvindo dari ruangan seorang DIYer bernama Ivan Triguna yang merupakan salah satu anggota dari Komunitas Pencinta Speaker, dan dengan demikian merknya, Magic Audio – ikut menjadi salah satu yang meramaikan ruang Komunitas Pencinta Speaker di IHEAC AV Show 2024.

Dibandingkan merk merk lain yang sudah lebih dahulu nyemplung di dunia stereo, nama Magic Audio mungkin belum lagi punya cerita banyak. Tetapi dari obrolan kami, tertangkap nuansa keseriusan Ivan untuk terus main audio, membuat kabel dan speaker terutama. Ivan punya rencana membuat model model lanjutan. Pilihan Ivan untuk nyemplung ke kabel memang tepat, karena komponen ini walau banyak diremehkn pehobi audio, sebenarnya sangat pegang andil dalam membawa sebuah sistem stereo bisa tampil sesuai kelasnya, bahkan bisa diatas kelas harganya.
Dengan sistem yang ada, memakai Ultimate Reference di atas, dan tentu power cord Magic Audio, kami suka akan tampilan dinamika yang kencang tetapi tidak terkesan berisik, tatanan panggung dan layering, juga separasi yang rapi dengan tampilan holografiknya yang cukup oke.Di hasil akhirnya, memang bookshelf putih tadi tampil cukup galak, tetapi terasa kurang beringas. Kurang bulat bassnya.

Sebelum pulang, kami sempat tanyakan rencana Magic Audio kedepan. Yang kami ingat, Ivan bilang tertarik untuk ikut kembali di show, dan punya rencana membuat model speaker yang floorstanding. Good luck ya pak