Mengenal Istilah Control Directivity Speaker

Comment
X
Share
Share with your friends
Ruang dengar Alexandria Audio yang tanpa akustik

Saat berkunjung ke dapurnya Alexandria Audio di bulan Juni 2024 ini, kami mengobrol dan dengar lagu bareng di salah satu ruang musiknya Alexandria Audio (http://www.Alexandria-Audio.com). Beberapa lagu sempat diputarkan Kenneth sambil sesekali ngobrol.   Salah satu bahasan yang kami rasa menarik adalah ketika kami bicara tentang control directivity. Sebuah istilah yang mungkin bagi sebagian dari kita terasa masih awam, atau pernah mendengar tetapi tak merasa terpanggil untuk tahu lebih jauh. Padahal kalau dipikir, tahu istilah ini sepertinya perlu, khususnya karena yang namanya pantulan suara itu bisa berubah jadi mahluk jahat yang membuat suara stereo kita buyar.

 

Kata ‘directivity’ saat bicara tentang speaker adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana respon frekuensi speaker berubah pada sudut off-axis-nya. Speaker dengan directivity lebar jika melihat anggapan orang umum adalah speaker yang mampu menjaga konsistensi amplitudo (tingkat tekanan suara, SPL) antara suara on dan off axis-nya, Ini karena ada kekurang fahaman akan efek distorsi dari pantulan

Pola pantulan suara saat saat suara keluar dari speaker

Awalnya kami bicara tentang pantulan suara dari tweeter. Tweeter dikatakan Kenneth yang juga mendesain speaker ini adalah salah satu penentu utama directivity,  yakni bagaimana dia mendispersi dari spektrumnya. Dispersi yang semakin lebar berarti pantulan ke tembok semakin banyak, dan ketika suara asli speaker (direct sound) bercampur suara pantulan (reflected sound) tiba di sweet spot, imaging pasti terkesan ngeblur karena tercampur.

Menurutnya, jika dispersinya bisa terkontrol, inilah yang namanya control directivity, tetapi jarang sekali sebuah tweeter punya kontrol directivity yang bagus. Menurutnya, horn punya kontrol directivity yang baik.

Ada beberapa cara dari designer speaker untuk bagaimana speaker buatannya pintar dalam mengontrol dispersi suara. Salah satunya adalah  dengan meniadakan suara di satu titik tertentu agar imaging suara tidak rusak. Ini juga dilakukan Alexandria Audio kala mendisain speaker Gaius-nya, dimana ada woofer dan port midrange yang diletakkan di samping speaker untuk memberikan efek “Passive cardioic” yang berfungsi untuk cancelling suara yang kesamping dan belakang sehingga suara pantulan (reflected sound) akan habis.

Menurutnya, di design Gaius, directivity yang terkontrol dimulai dari 800hz, artinya segala frekuensi mulai dari 800 hz keatas, ketika off axis, dibikin habis energi(spl)nya sehingga yang memantul ke tembok samping dan belakang jadi sedikit. Menurutnya, tidak banyak speaker high end bahkan ultra high end dengan price tag yang wah, mempunyai teknologi control directivity seperti ini. Namun, di Indonesia, sudah ada produk lokal dari Alexandria Audio, yang mampu menerapkan control directivity dalam produknya.

Inilah sekilas tentang control directivity, yang tentunya menyangkut penataletakan speaker di ruang stereo kita.

Read Also

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *