Pernahkah suatu kali anda jenuh main audio rumah? Seperti merasa ingin mengalihkan sementara ke hobi lain. Banyak peristiwa dimana pehobi audio rumah beralih ke hobi lain seperti main ikan hias, ngegowes (sepedaan), photografi dan lain-lain. Nah, bagaimana kalau sekarang main audionya di mobil? Mengapa? Karena menawarkan keasyikan yang tak kalah dengan hobi lain, apalagi bila anda ingin ikut kontesnya. Bukankah tak pernah anda temui di audio rumah? Syaratnya, mobil kita perlu mapan di suaranya. Adakah keistimewaan lain? Ya, yakni tantangannya yang beda.
Punya audio mobil yang suaranya akhirnya benar benar mapan dan bisa dibanggakan, setidaknya oleh telinga pemiliknya, bisa jadi didahului dengan sebuah perjalanan panjang. Memakan waktu berbulan-bulan bahkan bisa saja sampai tahunan. Apalagi kalau pemiliknya gemar bereksplorasi. Kami jumpai ini di audio Audi Q5-nya bung Ferry L yang kali ini sudah membuat puas tuannya, walau memakain waktu berbulan-bulan.
Ini jadi ‘mainan’ yang mengasyikan bagi Ferry yang dibantu teman dekatnya di audio mobil, Pak Teguh dan teman2 lainnya, khususnya karena Ferry berjualan perangkat audio mobil seken di kelas mid to high. Asyiknya, mobil ini bisa dia pakai untuk demo, bila ada yang minat atas alat yang dia jual dan pingin nyicipin suaranya. Di sela-sela itu, dia juga jadi bisa bereksperimen.
Sekilas catatan perjalanannya mendisain, seperti halnya di audio rumah – pertama tentu perlu membuat ruang mobilnya bisa membuat alatnya nyaman untuk bermain maksimal. Maka, dia bereskan dahulu keakustikan dengan memakaikan peredam. Lanjut, instalasi kabel. Setelah itu barulah pasang alat dan kemudian pernak Pernik asesori penunjangnya.
Jadi sudah. Bersuara oke. Tetapi, rasa penasaran, membuatnya coba-coba alat. Terus, sampai kemudian – sampailah kepada yang sekarang di Audi-nya ini. Begitu kini sudah mapan, dia malah malas untuk ganti alat lagi. Dan karena sudah yakin mobilnya juga sudah siap bila ikut kontes, dia pun mengikutsertakan mobil ini di kontes audio mobil.
Tetapi dia bangun sistemnya ini utamanya bukan untuk kompetisi , melainkan untuk bisa dinikmati di ke seharian saja. Kalaupun ikut kompetisi dan menang, dia bilang, itu adalah bonus. Ikut kontes baginya, yang utama bukan cari menang kalah tetapi untuk belajar dan mendapatkan masukan dari dewan juri, dimana system kita dimana kekurangannya.
Jadi ingat, banyak pehobi home audio yang menempuh jalan serupa dengannya. Senang saja bereksplorasi, menata system, termasuk dengan gonta ganti alat dan settingannya. Tak peduli walau menghabiskan uangnya. Tetapi antara mobil dan rumah, keduanya seperti dua dunia yang berbeda, walau punya link yang sangat dekat. Mengapa?
Orang ‘mobil’ suka menggelar kompetisi, suka bersosialisasi dengan system di mobilnya, dan rata-rata diisi anak muda. Orang ‘rumah’ lebih ke ‘private’ – suka menikmati sendiri walau kadang mengundang teman. Dunia mobil lebih terbatas, dalam hal ruangan, yang membuat mereka jadi(lebih merasa) tertantang untuk bisa menampilkan suara bermutu. Maka mereka pun terasa lebih getol, seperti dalam hal pengukuran, juga dalam hal familiaritas dengan apa saja istilah-istilah dalam dunia audio. Yup, karena rata-rata mereka gemar bereksperimen. Yah, maklum, umumnya anak muda.
Persamaannya, keduanya punya istilah kriteria penilaian yang sama, dan kini – mereka sedang sama sama demam main streaming, dengan perangkat audio portable. Ini juga kami lihat di mobilnya Ferry. Kini, banyak audio mobil, mainnya sudah file, dan isinya perangkat portabel dan mainnya streaming, meninggalkan CD.
Bicara Perangkat
Mencari tahu apa yang ada di mobil ini, terbilang mudah. Cukup buka saja bagasinya. Disitu ada bagan merk dan tipe serta jalur koneksi sistemnya. Terlihat disitu ada crossover pasif, yang lebih dipilihnya mungkin karena suaranya yang lebih analog dan natural dibanding yang aktif, namun keterbatasan ruangan mobil dan akustiknya tetap membutuhkan prosesor aktif buat time correction and equalisasi acoustic ruang juga, betapapun kini seperti bukan jamannya yang pasif karena dirasa ribet dan mahal dan komprominya adalah kombinasi pasif dan aktif
Ferry memakai subwoofer 10 inch. Dia pakai player oem audi keluaran Alpine, amplifier Luxman dan speaker atas morel dan midbassnya Venture Audio. Kabel speakernya merk Atlas aslinya buat home,sedangkan interconnectnya custum dengan kepala dari WBT. Untuk perkabelan, dia lebih memilih kelas yang bermerk tetapi bukan harga tinggi. Dia buat custom2-custom saja, dengan kabel linier. Apa saja tipe-tipenya, bisa anda lihat di bagan di bawah ini.
Apa yang tersulit dalam membangun sebuah sistem audio mobi yang baik ? Kalau kata Ferry, sulitnya adalah bagaimana menyatukan semua merk jadi satu kesatuan suara. Sebut saja seperti bagaimana menyatukan mid dengan bass dan bagaimana agar suaranya koheren. Kedua, adalah soal crossing frekuensi high,mid dan low. Lalu, bagaimana dengan potongan titik tweeter yang harus ketemu dengan midbass, juga dengan subwoofer. Belum lagi masalah keakustikan, khususnya karena disekeliling mobil itu kaca-kaca,mencari focus suara,tonal balance,tata panggung dan lain-lain.
Ya, memang sudah takdirnya, dibandingkan dengan home audio, di audio mobil banyak faktor yang menjadi kendala, dan Sebagian tidaklah mudah untuk menghadirkan solusinya. Untunglah ada prosesor yang bisa membantu
Misalnya, istilah sweet spot, yang bila di rumah, kita dengarnya dari tengah dan jarak dengarnya bisa di 3 meteran atau lebih, di mobil Cuma dari lokasi pengemudi yang berjarak sekitar 1 meteran, walau kini telah ada topik lagi tentang bagaimana menghadirkan sweet spot di tengah dimana antara penumpang depan dan pengemudi, efek panggungnya sama. Belum lagi soal tinggi ‘ceiling’ mobil.
Mengunjungi mobil Ferry kami diajak menikmati suara yang ‘mengasyikkan’ telinga dan tentu akhirnya ke hati. Sebuah tampilan musik dengan tatanan panggung yang lebih kepada gaya gaya rapi, suara yang polite di satu sisi, dan bisa galak di sisi lain. Di banyak lagu dinamik, tetap terkontrol dan tidak menyerang telinga. Rekaman musik live seperti orkestrasinya Hans Zimmer yang seringkali diwarnai hiruk pikuk itu tak terasa berisik, dan saat dimainkan di level volume tinggi, kadang sambil mengobrol pun masih bisa saling menyimak, Pada video di atas, suara yang terekam dengan smartphone Sharp R8s Pro ini tentu hanya sebagai gambaran saja dan tidak bisa digunakan merepresentasikan kesan suara sebenarnya di mobilnya.
Kesan yang terdalam dari tandang ke mobilnya Ferry ini adalah, kami jadi tergelitik hati untuk kepingin juga main-main ke tempat-tempat wisata telinga audio mobil lainnya. Apalagi Ferry pun ikut menyarankan demikian.
Nah, bagaimana? Mari main juga audio di mobil dan bereksplorasi juga di dalamnya.