Mengulik Profile Wireless Sennheiser, Mic Multifungsinya Podcaster & YouTuber

Comment
X
Share
Share with your friends

Di awal September 2025 ini, redaksi kedatangan sebuah  mic wireless dari Sennheiser, Profile Wireless. Tergoda juga untuk mereviewnya walau produk ini tak terkait langsung dengan audio seperti yang kami bahas. Ini karena setelah mencoba memakainya mewawancarai atau untuk podcast, dia terbilang menarik untuk dibahas.

Profile Wireless ketika pertama kali kami coba memakainya, terbilang ringkas karena dalam satu unit receiver (mic handheld/tabletop) berbentuk bar gendut ini sudah menggendong dua clip-on mic (transmitter) untuk kita pasang di lipatan baju, kantung baju atau atau titik lain dari baju kita – serta satu kabel USB-C penghubung receiver ke sumber suara(seperti ponsel). Desainnya memang menarik karena menyatukan seluruh sistem dalam satu unit yang ringkas, dilengkapi baterei yang dari pengalaman pakai kami, mampu bertahan hingga 6-7 jam per satu mikrofon dan  bisa diperpanjang dengan charging bar (total bisa 15–20 jam).

Terus terang di awal, cukup dibuat bingung. Mungkin karena tidak membaca buku manualnya. Kekeliruan misalnya, saat ingin merekam, mengira kabel USB C penghubung ponsel ke unit adalah melalui terminal USB yang di tengah/sisi tubuhnya. Ternyata yang benar adalah USB-C yang di belakang/bawah receiver.  Selain itu, sempat dibuat heran, mengapa receiver/charging bar bentuknya menyerupai mic untk interview, apalagi dikasih sarung layaknya mikrofon. Rupanya memang charging bar inovatif  ini tidak hanya untuk receivernya mic clip on, controller, display dan pengisian baterai, tetapi juga dapat digunakan sebagai mic genggam untuk wawancara spontan. Dia juga  berfungsi sebagai hand carry dan bahkan mic besar. Receiver/charging bar ini punya  layar sentuh kecil di charging  untuk mengatur gain, mode suara stereo atau mono, juga memonitor baterei.

Secara operasional, bila dibandingkan dengan model mic wireless lain untuk podcast, yang pernah kami pakai, model ini memang tak jauh berbeda. Sama sama transmiternya sudah saling pairing ketika diaktifkan. Memakai USB C untuk penghubung receiver dengan sumber suara (ponsel dan lain lain). Bedanya, di satu dua kali pakai, unit ini  punya jangkauan rekam yang lebih jauh, Di  jarak yang lebih jauh jarak jangkau daya tangkap receivernya terhadap transmitter. Bisa sampai ratusan. Jika menilik spesifikasinya (dan sayangnya kami belum cobakan), Versi 2-channel (dual mic)nya  dijelaskan bisa menjangkau hingga 800 kaki (sekitar 245 meter) line of sight, dan sekitar 492 kaki (~150 meter) bila ada penghalang. Keren kan.

Mic transmitter  kecil ini memang cukup menarik karena bisa saja sambil tersembunyi di balik kerah baju atau jaket bagian depan atau mungkin bisa dimasukkan ke dalam kaos asal sisi atasnya saku terbuka (nah bisa untuk spy). Tetapi jika digunakan di kaos, mungkin agak berat, membuatnya seperti bergandulan.

Mic transmitter dan receiver ini  sudah pre-paired dari pabriknya. Tak perlu di pairing, begitu kita copot, langsung saling terhubung.  Tetapi jika  perlu reset pairing, tinggal menekan tombol pairing di charging bar, lalu di mic, tunggu sampai indikator LED menyala stabil.

Desainnya memungkinkan dia untuk  dipasang di sebuah boom/stand atau langsung gunakan receiver ini sebagai handheld/tabletop mic. Kita bisa menyambungkan receiver  ini ke perangkat perekam mulai dari ponsel android (dengan kabel USB C), iPhone(via adaptor lighting), laptop dan kamera (dengan kabel TRS). Gainnya bisa diatur atur, agar jangan terlalu tinggi agar tidak pecah saat rekaman. Ada safety track mode untuk mrekam interview

Pengujian

Kami memakainya untuk melakukan beberapa session interview, dan juga podcast tunggal.

Saat penggunaan, kami dimudahkan dengan adanya  unit charging barnya, dimana ada interface touchscreen di receiver memungkinkan konfigurasi level, mode rekaman (mono/stereo/safety), dan pengaturan lainnya, meski layar ini terlalu kecil sehingga mau bernavigasi agak sulit.  menyebut layar kecil kurang praktis. Hal menarik, dia  mode perekaman cadangan otomatis (“Backup Recording Mode”) jika sinyal nirkabel melemah.

Seakan kepo, apakah suara hasil rekamnya bisa  sekualitas 24 bit.  Dan ternyata bisa. Bahkan suaranya jelas serta alami, serta balance. Walau dia belum mendukung suara 32 bit, kualitas suaranya tajam dan jelas untuk interview, dan untuk musik, terasa jelas dan detil. Untuk podcast, suaranya jelas dan konsisten, focus. Kelebihan lain, ada pada kemudahan penggunaan.

Produk ini cocok untuk kebutuhan para profesional, terutama content creator dan memang tidak dirancang untuk keperluan rekaman musik. Walaupun mic ini tidak mempunyai fitur noise cancellation, namun tidak perlu khawatir jika digunakan untuk aktivitas outdoor karena sudah terdapat windshield yang dapat meminimalisir kebisingan suara

Pengalaman lain adalah saat mematikan transmitter. Tiap kali transmitter dimasukan ke dalam handheld untuk dicas, mematikan mic perlu menekan agak lamaan tombol powernya untuk mematikannya. Seperti yang kami tulis di awal, sempat salah kira tentang USB input yang berada di sisi kiri luar yang kadang kami sangka uni adalah USB untuk yang ke smartphone, tenyata yang digunakan adalah yang di bawah tower kecil receiver ini. USB sisi luar digunakan   untuk ngecas .

Secara keseluruhan, kami angkat topi untuk Profile Wireless karena multifungsinya. Dia ini serbaguna, praktis, yang cocok untuk vlogger, reporter, podcaster, bahkan pengguna seluler atau kreator konten yang sering berpindah tempat. Boleh digaris bawahi soal fitur all-in-one khususnya charging bar multifungsi menjadi keunggulan unik. Dalam hal koneksi pun, dia terbilang fleksibel  dengan adaptor USB-C, Lightning, TRS, dan cold shoe untuk berbagai perangkat (kamera, telepon, laptop).

–auvindo/080925-

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *