Aneka Rasa Rebecca di Aneka Sennheiser

Comment
X
Share
Share with your friends

Tahukah anda, beberapa system audio ada yang menyembunyikan data tertentu dalam sebuah rekaman sehingga data tersebut tidak sampai ke telinga kita saat kita dengarkan ?  Tak usah repot repot dengan mencoba berkeliling satu lagu yang sama ke aneka system stereo rumah yang berbeda demi membuktikannya. Pakai saja headphone merk berbeda, atau model yang berbeda di satu merk. Anda akan temukan, mana headphone (atau kabel, DAC, headphone amplifier dan elemen lain dalam personal audio) yang lebih dapat mengeluarkan lebih lengkap isi rekaman dan mana yang kurang sanggup.

Ini Auvindo temukan kala mencoba aneka merk dan tipe perangkat personal audio yang dihadirkan di acara Sennheiser & CSI Zone STC Store One Stop Audio Gathering tanggal 14 Juni 2025 di Chill in Café, STC Senayan Lantai G #129. Disini kami yang hadir diajak merasakan langsung pengalaman sekaligus membedakan cita rasa  audio kelas atas dari Sennheiser dan berbagai brand yang dipegang oleh PT Inti Omega Teknikindo (IOT).  Menariknya, di akhir acara, pengunjung yang nyaris semuanya adalah anak muda, diajak untuk blind test, merasakan system tertentu dan diajak memperkirakan kira kira untuk suara yang disajikan, patut diberi harga berapa.

Ajang ini menarik bukan saja mendidik tetapi melatih serta mempertajam pendengaran dan akhirnya menaikkan jam terbang penikmat musik. Kami pun merasakannya dengan memutar beberapa track yang direkomen oleh IOT untu disimak sekaligus dibedakan dan lalu memberikan komentarnya melalui link Instagram dari IOT.

Mencoba beberapa model headphone Sennheiser dengan memakai pendukung berbeda

Dari sekian lagu, Auvindo lebih banyak berkutat di lagu Spanish Harlem-nya Rebecca Pidgeon, lalu lagu orchestra The Four Seasons Concerto, Opa 8 no.1 – Baroque Festival Orchestra.   Di kedua lagu ini, kami cobakan menyimaknya di anekamodel seperti Sennheiser IE 200 dengan Shanling UA1, lalu Sennheiser HD 600, Sennheiser Accentum Plus Wireless. , Sennheiser Momentum True Wireless, Sennheiser HD 820 lalu model IE 900 yang masing masing dipadu dengan Effect Audio Eros II dan Effect Audio Cadmus II.  Auvindo juga ingat, mendengar model Sennheiser 560S, juga   model Effect Audio lain seperti Cadmus 8W.  Ada juga iFi Audio Zen.  Jadi memang ini momennya Sennheiser.

Mengapa pilih lagu ini, karena ini adalah salah satu lagu favorit Auvindo untuk uji dengar  karena kualitas rekamannya (yang kami dengar pertama di CD Chesky Records ini) sangat jernih, vokalnya intim, dan instrumen akustiknya detail, dan yang kami suka – terasa sekali resolusi tinggi lagu ini.  D

Di model open back HD 600, terasa kesan alami vocal, juga balance, tidak terasa bumbu bumbu untuk membuatnya impresif. Tampilnya netral saja. Vocal Rebecca terasa dekat, dan tak terasa adanya kolorasi. Instrument tersaji jernih dan tak terasa overdetail, memperlihatkan kesan lebih focus di midrange. Dia sanggup mempotret nuansa saat Rebecca berada di dapur rekaman. Sayangnya, tampilan paggung tidak seberapa lebar.

(sekedar mengingat, ini Rebecca Pidgeon, Spanish Harlem’)

Di HD 820 yang merupakan model headphone closed back, kembali resolusi vokalnya terasa tinggi, dan vocal Rebeca lebih intim walau kurang airy dibandingkan HD600. Panggungnya lebih lebar dan model ini lebih pas untuk mereka yang ingin dapat berkonsentrasi mendengar tanpa diganggu suara dari luar headphone.

Di model IE 899 yang menjadi model high end-nya Sennheiser, kami menjumpai sejumlah kenikmatan lebih walau kesan sibilansnya lebih terasa. Vokalnya terasa sangat dekat dengan kita, dan disini kami lebih dapat menikmati instrument pengiring seperti gitar  yang terasa juga dekat. Dibandingkan dua model diatas, model ini lebih punya daya melibatkan.

Jadi, jika kita ingin duduk di ruangan rekaman bersama Rebecca, HD 600 atau HD 820 lebih pas bila kita ingin merasakan pengalaman mendengar sesuatu yang alami. Tapi kalau ingin mendengar setiap detail sampai nafas dan petikan halus, IE 900 lebih bisa memanjakan.

Rebecca Pidgeon ‘Spanish Harlem’, kami mainkan di unit smartphone Galaxy Note 10+ via aplikasi Spotify

Dan dari catatan Auvindo, terakhir mencoba model HD 560S yang merupakan model di kelas budgetnya Sennheiser dan menganut pola open back. Walau kelas budget, kami sangat terkesan akan sajiannya. Ini mungkin lebih kepada pandangan telinga kami bahwa model ini memiliki POPR(Price over performance Ratio) yang lumayan tinggi. Walau tidak seintim model diatas, vocal Rebecca tersaji dengan lebih mudah dicerna, dengan sajian panggung yang lebar dan tampil alami.  Karakternya lebih condong ke nuansa live.   Jadi bagi yang ingin kelas budget dari Sennheiser, model ini menurut Auvindo patutlah direkomendasikan.

 

Inilah kesan rasa dari setiap model yang sempat Auvindo coba. Perbedaan kesan suara ini muncul tentu karena kombinasi beberapa faktor teknis dan desain yang memengaruhi cara suara direproduksi dan sampai ke telinga kita. Penyebabnya bisa karena beda Tipe Headphone: Open-back vs Closed-back vs IEM, lalu desain driver dan housingnya dan lain lain.  Jika ingin diceritakan tentu akan lebih Panjang lagi.

Menoba earbud dan DAC di beberapa meja arena gathering audio ini

Dan di acara ini, kami pengunjungnya juga dipersilahkan menikmati satu dua model earbud dan juga model DAC, yang walau memang tidak diajak membandingkan dengan bila memakai headphone, terasakan ada kesan beda antara memakai headphone dan earbud. Di tampillan orkestra The Four Seasons Concerto, Opa 8 no.1 – Baroque Festival Orchestra, kesannya di sekitar soundstage headphone yang lebih luas dan deep, juga kesan rasa atau nuansa dalam mendudukan kita seperti beraa di ruangan konser yang berbeda.    Belum lagi di separasi, detil dan kesan memakainya. Di headphone tentu resolusi tingginya lebih terasa. Pisahan instrument orchestra lebih mudah terlihat. Belum lagi di timbre yang di headphone lebih terkontrol.

Inilah yang menarik dari acara ini. Sifatnya bisa mengedukasi. Sempat berpikir bahwa akan lebih baik bila kita ingin mendengar satu rekaman tertentu di sebuah home audio atau stereo system, cobalah simak melalui headphone atau earbud yang bisa jadi referensi. Ini sekedar melihat beberapa hal seperti detil suara yang lebih bisa diperlihatkan headphone ketimbang stereo system.

Read Also

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *