Dune part 2 bisa jadi salah satu film yang ramai diobrolkan di bulan Maret 2024 ini. Bukan saja karena film ini dalam waktu yang relative pendek, telah meraup ratusan juta Dollar Amerika yang membuat sang pembuat film tidak saja balik modal, tetapi meraup banyak keuntungan. Tidak saja itu, film yang kedua ini ternyata jauh menarik dibandingkan yang pertama sekitar 3 tahun lalu. Tadinya, kami berharap, mendengar efek suara saja akan cukup puas, karena gembar-gembornya memang demikian. Ternyata, lebih dari itu.
Coba tonton salah satu sneak previewnya di YouTube :
https://www.youtube.com/watch?v=VC7-OcFvVEw
Kami menonton film ini (13/03/24) bareng Sie Kek Chung dari KC Sound – yang mensuplai perangkat speaker di Flix Cinema mal Astha,studio 4 yang berada di kawasan SCBD Sudirman Jakarta, dimana ruang ini memakai speaker full Alcons Audio. Di area tonton yang lega, dimanjakan kursi empuk yang reclining, kami diajak terpaku menyaksikan film fiksi ilmiah epic ala Amerika yang disutradarai sekaligus diproduksi Denis Villeneuve ini.
Film ini tidak mengecewakan, dari banyak sisi. Dibandingkan yang Part 1, tidak membuat ngantuk lantaran alur cerita yang lambat dan banyak dialog, ditambah ceritanya yang jika kita tidak awas betul, bisa kurang menangkap maksud kaitan per adegan. Kami perlu menonton dua tiga kali baru bisa mendapatkan gambarannya.
Di Part 2 ini dikisahkan tentang Paul Atreides bersatu dengan Chani dan Fremen sambil membalas dendam terhadap para konspirator yang menghancurkan keluarganya. Menghadapi pilihan antara cinta dalam hidupnya dan nasib alam semesta, ia harus mencegah masa depan buruk yang hanya bisa diramalkan olehnya. Paul dan Fremen berjuang habis-habisan melawan Harkonen yang didukung dengan jumlah balatentara yang sangat banyak dan teknologi canggih.
Satu hal lain yang paling kami sukai, kali ini lebih banyak melahirkan efek suara dan terdengar di telinga boleh dikatakan ‘nikmat’. Baik efek suara beberapa pesawat yang ada, dentuman ledakan, bunyi senapan, maupun efek suara padang pasir, seperti gemuruh sand worm, baik saat kemunculannya maupun saat dikendarai. Saking asyiknya menikmati suara sampai-sampai lupa menganalisa bagaimana pergerakan suara yang terasa di sisi atas, lalu surroundnya seperti saat pesawat melesat – berpindah dari kiri ke kanan, dan ketika telinga kita merasa ada pesawat muncul dari kejauhan dan terasa suaranya dari belakang perlahan bergerak ke depan.
Lupa menanyakan ke Kek Chung, apa tipe Alcons speaker yang digunakan. Sie Kek Chung ikut menata suara sebelum film ini diputar di theatre Flix. Kali ini menurut telinga Auvindo, lebih kepada porsi yang pas saja, dan sanggup terasa aman di telinga (tidak memekakan, membuat lelah atau efek low yang terlalu gendut, apalagi berekor). Kalaupun bermain deep, tetap renyah dikuping. Kalaupun nonjok, tidak terasa meninju dada.
Ingin bercerita tentang scene scene menarik, tetapi takutnya dianggap spoiler. Yang paling kami sukai adalah saat perang antara Harkonen dan Fremen dimana ada senapan bazooka yang melumat pesawat. Juga di saat adegan peperangan besar yang menjadi penutup film ini. Anda bisa dibuai dengan sound effect yang melingkupi dan menambah kesan tonton akan film ini.
Sejenak mengulas di balik layar, film berbudget 190 juta USD ini menampilkan sosok Timothee Chalamet sebagai Paul Atreides, Zendaya sebagai Chani, Rebecca Ferguson sebagai Lady Jessica dan lain lain. Kali ini film membuat kita bahkan tak ingin ketinggalan kereta mengikuti alurnya. Bahkan menengok ponsel pun kami tunda, dan lebih baik di silent lalu masukkan ke dalam tas, takut teralihkan dengan telpon masuk.
Dalam reviewnya ada yang memberi rating di angka 9 dari 10 . Lalu review dari Metacritic yang berisi para kritikus film, memberi point 79 untuk film ini pada tanggal 29 Februari 2024 saat main di Amerika. Jadi sudah jalan 2 minggu. Selama pemutaran di masa dua minggu ini sudah dapat 375 juta USD. Modalnya 190 juta USD. Sudah untung, padahal filmnya masih diputar. Bandingkan dengan perolehan saat Dune Part 1 di 2021, mengantungi pemasukan 433 Juta USD totalnya. Jadi, kali ini lebih boooming.
Film yang sempat ditunda selama tiga tahun ini menarik karena bisa juga menjangkau anak muda maupun dewasa. Film ini dahulunya sudah ada tetapi dibuat berupa seri TV, bahkan kabarnya ada buku novelnya.
Akankah film ini lanjut sekuelnya ke yang ke-3? Anda dipersilahkan menontonnya,untuk mengetahuinya. Kalaupun iya akan dibuat ke yang ke-3, tentunya sekarang ini Pak Dennise sedang nulis-nulis, mengarang-karang ceritanya..
Yang pasti, ‘it’s a must’ ditonton
Videonya :